Judulnya mencurigakan yah 😄. Pasti pada berpikir bahwa akan
mengulas tentang kesukaan saya menonton olahraga MotoGP, Badminton, atau
sepakbola. Nggak. Ini nggak ada kaitannya sama olahraga tersebut.
Hmm, kalau gitu ini pasti cuplikan
dari lirik lagu yah?
Malaikat juga tahu…, siapa yang jadi juaranya?
Bukan, bukan itu. Bahasan ini
tentang pengalaman saya yang terjadi di sekitaran tahun 2019. Masih teringat saat
itu, saya menghadiri kegiatan seminar sekaligus peluncuran buku (tapi bukan
kegiatan nge-blogging). Lokasinya strategis, berada di bilangan Kuningan, Jakarta
Selatan.
Suasana Masih Kondusif
Datang dengan berbusana batik, sepatu, dan tak lupa tas ransel biru (iya si ransel andalan yang kala itu masih setia menemani sebelum sobek, hehe), mengantarkan saya tiba di lokasi sekitar lima belas menit sebelum acara dimulai. Rapi banget yak pakai batik, hehe. Soalnya menyesuaikan sama lokasi yang terbilang oke.
Di depan pintu masuk disediakan
papan berukuran besar bertuliskan brand sebagai penyelenggara. Hmm, itu memang
disengajakan untuk spot foto-foto. Beranjak ke dalam, suasana belum begitu
ramai. Bisa milih-milih kursi mau duduk dimana. Kecuali bagian depan yah,
biasanya untuk kelas VVIP. Saya memilih kursi di bagian yang gampang keluar
masuk.
Baca Juga: Tarik Aja, Ya!
Sepuluh menit kemudian, para undangan mulai berdatangan. Mereka telah menempati kursi masing-masing. Pintu pun ditutup oleh panitia, menandakan acara akan segera dimulai. Saya celingak-celinguk, “Sebanyak ini orang kok nggak ada yang kenal saya yah?” 😜
Maksudnya, nggak ada yang saya kenal
alias bukan wajah-wajah bloger. Ya memang bukan acara yang berkaitan dengan
blogging sih hehe. Mungkin inilah saatnya ta’aruf, eh ini seperti yang kamu
duga loh, alias orang-orangnya itu kebanyakan berusia di atas dan di bawah saya,
jadi ta’arufan-nya versi cengar-cengir kalau disaat yang pas 😁.
Detik-detik Suasana Mendebarkan Itu..
Singkat kata dalam penyelenggaraan
acara peluncuran buku berlangsung lumayan lancar hingga jam yang dinantikan
tiba. Banyak orang-orang berwajah cemas. Mereka melirik ke arah 180 derajat. Hal
itu menyebabkan saya ikut mencari tahu kecemasan apa yang dimaksud. Bunyi-bunyian
khas di siang bolong mulai terdengar. Ancang-ancang telah diambil. Mereka sigap
berdiri dengan berbaris tidak rapi. Itulah yang menandakan perebutan dimulai. Saya
hendak berada di tengah barisan itu.
Namun “gong” belum dibunyikan, dan saya masih di kursi, tak dinyana perebutan tempat bukan menuju podium layaknya di MotoGP ataupun di F1 sudah terjadi. Barisan yang tidak rapi tadi, sudah tak berbentuk. Cepat mengambil wadah dan kemudian apa saja yang tersaji hingga terdengar suara “Aji Mumpung Makan Enak”. Beberapa orang menuju barisan di belakang saya, hanya melihat torehan kuah pada benda pecah belah itu.
Paham maksudnya? Ya, perebutan luar biasa itu, baru saya lihat. Kejadian itu tidak
pernah terjadi selama saya mengikuti liputan sebagai blogger.
Baca Juga: Pilih Laper atau Menjadi Baper?
Kaget? Iya,
saya cuman bisa cengok aja. Pasalnya, yang datang itu apa belum pernah lihat menu
hidangan yah, sampai lauknya hanya tersisa minyaknya aja 😁.
Terus saya dan yang barisan di belakang makan apa? Alhamdulillah-nya ada stan masakan soto. Hemm, meski di sini jadi perebutan juga, tapi nggak sekalap di barisan tadi.
Nah, pengalaman saya itu bikin geleng-geleng kepala. Sepertinya mungkin bukan hal aneh yah, hanya jadi sesuatu yang mengejutkan saya datang ke suatu acara sebagai undangan umum. Soalnya selama ini kalau makan siang bareng komunitas atau sebagai blogger, orangnya kalem-kalem dan rapi.
Baca Juga: Seperti Apa Manfaat Briefing Sebelum Kerja
Alhamdulillah-nya merchandise yang terbungkus di dalam goodie-bag cukup mengobati jiwa hihi. Semoga jadi inspirasi buat kamu, kalau nanti ketemu tipe yang seperti saya ceritakan pas acara makan di sebuah acara. Jangan cengok kayak saya 😂. #SemangatCiee, menjaga diri.
49 komentar
Tadinya aku sempet kepikiran ini acara jebakan yg suka pake embel2 traveling mba. Tapi ternyata diminta jadi member dengan biaya yg ga Murah. 🤣. Mana dikunci pintu ruangan. Ada tuh acara begitu. Disediakan makan sih, tapi ttp aja awalnya dicuci otak supaya mau jadi member 🤣
Untungnya ada makanan lain ya kak.
Kalau aku dari kejauhan udah terlihat ada kerumununan di bagian konsumsi, sebagai tim yang males rebutan, jadinya hanya mendapati beberapa menu makanan yang masih ada tapi tidak seberapa
aku tuh sampe heran, rang orang tuh kira2 ntar mikir ga ya kalau temennya gak kebagian ntar gimana, atau ambil dikit gapapa lah ntar bisa nambah kalau ada
eaaa,,, secuil curhatan hehee
Rebutan makan siang ini ya mbak
Kok segitunya ya, klo acara blogger g gini ya mbak
BTW, saya pernah mengalami hal yang sama di satu event. Akhirnya, karena memang malas antri dan berebutan begitu, saya prefer minum aja dan makan di luar acara.
Puluhan orang datang sejak pagi hingga siang, dan jamuannya cuma keripik dong
Gak heran setiap pelayan ngeluarin keripik, langsung tandas diserbu :D
Bisa jadi emang jarang/belum pernah makan hidangan yang disajikan disitu mbak. Jadi ya mumpung. Tapi ditayangkan juga sampai rakus ngambilnya
Semoga acaranya apapun, kita bisa saling menghormati, baik ke sesama tamu undangan dan ke pihak penyelenggara yang uda susah payah membuat acara sedemikian lancar.
jadi pelajaran juga buat kita kalau ambil makanan secukupnya
kadang yang ngeselin itu diambil segala rupa tapi ga dihabisin
Alhamdulillah~
Memang kalau ada acara suka ada kemungkinan-kemungkinan tak terduga seperti ini.