Mungkin karena yang berkomentar, seringnya menemukan ulasan tayangan
Korea, China, dan Thailand aja ya. Padahal di platform OTT banyak bertabur film
dengan menggunakan ragam bahasa dunia. Baiklah kita tinggalkan hal yang kurang
bervitamin tersebut, padahal mah saya lagi sekalian curcol juga, hehe.
Jalan Cerita Film: Zodi & Tehu, frères du desert
Zodi (Yassier Drief), bocah berusia 12 tahun, ketika pulang sekolah ia mendengar suara aneh dari balik bongkahan batu. Zodi mendekati lokasi tersebut, dan melihat ada anak unta yang unik, di mana di bagian wajahnya terdapat warna hitam dan diberi nama Tehu. Zodi pun membawanya ke rumah, meski ibundanya (Nadia Benzakour) tidak menyetujui.
Wabah penyakit hewan bermunculan. Petugas WOAH atau Organisasi Kesehatan Hewan Dunia datang ke camp suku Zodi tinggal, dan memboyong para unta tersebut untuk dibawa karena terbukti memiliki penyakit. Tatkala Julia (Alexandra Lamy) melihat, Tehu, ia tidak membawa unta tersebut. Justru memberi tahu Zodi bahwa Tehu adalah unta yang cocok digunakan dalam balapan unta, karena kakinya yang panjang dan kokoh.
Baca Juga: Gear 5 Luffy di One Piece
Zodi pun kepo, “Masa iya ini unta bisa buat balapan? Bakalan
tercapai nih mimpi ke Abu Dhabi?” Jadilah menguji coba, balapan antara Zodi
yang mengendarai motor dengan si Tehu. Gak disangka, memang si Tehu ini larinya
amat cepat. Namun, Tarek (Youssef Hajdi) si calo perdagangan unta balapan, yang
memantau dari kejauhan langsung menemui Zodi untuk membeli Tehu. Zodi gak mau
dong melepasnya. Tarek pun main kasar, dengan langsung kasih uang begitu saja
ke kepala suku-nya Zodi, Issouf (Amine Ennaji) dan ambil Tehu tanpa tedeng
aling-aling. Zodi gak tinggal diam, ia datangi markas Tarek dan menukar untanya
dengan unta lainnya yang sudah dipakaikan arang hitam biar mirip Tehu.
Dalam pelariannya, Zodi dan Tehu bertemu Laji (Bahaa Eddine Oumali), si calo yang mengimingi-imingi Zodi biar bisa balapan ke Abu Dhabi, dengan taruhannya adalah pisau warisan ayah Zodi. Sayangnya Laji berkhianat, malah membawa Tehu kembali pada Tarek.
Di sisi lain, Issouf dimarahi ibundanya Zodi, karena kalau gak gara-gara dia menerima uang dari Tarek, Zodi gak bakalan kabur. Issouf yang menyesal, langsung mencari Zodi dengan segenap jiwa. Lalu bagaimana cara Zodi untuk mewujudkan harapannya bisa ikutan balapan unta, biar menang dan membahagiakan sukunya?
Ulasan Film Princes of the Desert
Mungkin kita sudah sering nonton atau membaca kisah persahabatan hewan dengan manusia. Pastinya ada kisah haru, sedih, bahagia, dan ala-ala berpetualang bersama. Seperti halnya pada film berdurasi 1 jam 50 menit yang rilis pada 8 Februari 2023 ini, mengusung genre petualangan dan drama keluarga. Seru, apalagi pas momen balapan dan ikut merasa berdebar tatkala Zodi membebaskan Tehu dari Tarek.
Baca Juga: Review Film Jomblo fi Sabilillah Asma Nadia
Kalau soal balapan unta, di jazirah arab memang terkenal
dengan balapan unta. Hadiahnya nggak tanggung-tanggung, karena nominalnya M-M-an,
mupengan dah. Terlebih lagi kalau udah sang Emir-nya yang ikut, wuah gak hanya
hadiah saja yang rupawan, pastinya prestige bisa membawa unta kesayangan
balapan dengan untanya sang Emir.
Setting film yang disutradarai oleh Éric Barbier ini, di gurun pasir. Ya kan, sebagai hewan berpunuk unta hidupnya di gurun. Unta menjadi bagian dari keluarga karena biasanya digunakan sebagai alat transportasi. Film Zodi & Tehu, frères du desert atau dalam bahasa Inggrisnya Princes of the Desert ini, walau endingnya Zodi jadi harus berpisah dengan Tehu, tetapi ada satu kebanggaan tersendiri, di mana ia bisa membawa sukunya berbahagia dengan memiliki unta-unta baru.
Ada pesan moral yang bikin haru biru di sini, yaitu saling
memaafkan, khususnya hubungan orangtua dan anak. Memang Zodi salah karena main
kabur gitu saja tanpa pamit sama ibundanya. Namun, ia mengakui kesalahannya itu,
dan ibunda Zodi mendukungnya dengan sepenuh hati. Selain itu cara Zodi melatih Tehu balapan, tidak
menggunakan cambukan tetapi mengandalkan suaranya.
“Tidak ada cambuk … Aku mengarahkan Tehu dengan suaraku” ~ Zodi.
Secara keseluruhan, film Zodi and Tehu, frères du desert ini asik untuk disimak bareng keluarga. Saya kasih rating 4/5. Ada kesempatan memiliki hewan peliharaan apapun itu, maka rawatlah ia dengan penuh kasih sayang. Bukan dengan menyakitinya, apalagi memperdagangkan secara ilegal. Bonne séance de cinéma, gaess!
40 komentar
Merawat hewan peliharaan dengan penuh kasih sayang. nggak pake cambuk. tapi kemudian mendapat kemenangan.
Melatih dengan suara, bukan dengan cambuk. Keren banget iniii! Rasanya pengen nyodorin film ini ke orang-orang yang melatih kuda, monyet, anjing, dll.
Kok akhirnya misah sama untanya apakah hilang atau malah lebih sedih lagi mati? Kyknya bakalan ada sedih2nya nih nontonnya ya mbak? Sekaligus haru krn tak hanya menceritakan hubungan manusia hewan peliahraan tapi juga hubungan sesama manusia dalam hal ini keluarga ya.
Memang film tentang persahabatan hewan dan manusia ini selalu asyik kalau ditonton ya mbak
Saya suka kalau latar belakangnya di gurun
Bisa ikut merasakan panasnya
Btw aku cari di Net*** kok ngga ada mbak.
Dirimu nonton dimanakah?:D
Sama seperti saya kurang suka film Thailand karena bahasanya juga hahaha
Cari ah film ini, buat ditonton
karena saya suka tema-tema pertemanan manusia dengan hewan seperti film ini
Mereka selalu suka dengan cerita persahabatan antara manusia dan hewan
Sehingga biasnaya akan membalas kebaikan orang tersebut dengan kemampuannya. Persis seperti Tehu yang bersabahabat dengan Zodi.
Naah sukaa deh kalo film ada pesen moralnya gini , apalagi terkait hewan. Kadang ga tegaaa banget kalo udh liat hewan2 yg dipakai kerja, tapi seperti ga dirawat, kurus, capek 😭. Suka kasiaaaan banget. Ga masalah kalo mau memperkerjakan hewan nya, tapi mbok ya juga dirawat, kasih makan yg cukup. :( . Trus ntr ujug2 kalo udh ga bisa membantu malah dipotong 😭😭