Seberapa sederhananya kebahagiaan itu? Mungkin pertanyaan ini pernah bergelayut dalam diri. Memang seperti apa yang namanya bahagia yang kerap di cap sederhana? Maka dari itu, yuk kita ulas juga secara perlahan yang bernama sederhananya kebahagiaan itu seperti apa.
Memaknai Bahagia Secara Mudah
Kondisi yang emosional terkait hal-hal positif, memuaskan dan merasa senang, inilah yang diartikan sebagai bahagia. Dari segi yang dirasakan oleh tiap orang pastinya berbeda, tetapi umumnya menemukan rasa bahagia itu bisa dilakukan dengan cara seperti:
- Puas terhadap terpenuhinya keinginan dasar dan kebutuhan.
- Rasa gembira, sukacita, dan damai yang menjadikan hidup terasa lebih bermakna.
- Hubungan yang sehat baik kepada orang sekitar, keluarga, maupun diri sendiri.
- Punya tujuan hidup terhadap apa dilakukan misalnya terdapat pencapaian pada karir dan pendidikan, maupun berkontribusi kepada masyarakat.
- Sehat pada fisik dan mental bisa berkontribusi besar pada perasaan bahagia, karena dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
- Hobi maupun kegiatan yang menciptakan perasaan bahagia. Misalnya bermain musik, membaca, berolahraga, atau kegiatan apa saja yang memberikan kebahagiaan.
- Menghargai hal-hal kecil (receh) maupun keadaan saat ini dapat membuat diri jadi lebih bahagia, misalnya sedang menikmati biskuit dengan rasa manis ditemani segelas air putih, sambil melihat pemandangan hijaunya dedaunan di teras rumah.
- Inisaitif untuk membantu orang lain, entah itu untuk kontribusi kecil maupun lebih besar.
- Boleh juga loh merayakan kesuksesan kecil, misalnya ketika kamu menyelesaikan tugas yang menantang, atau membuat progres dalam kehidupan. Namun, tetap dalam koridor yang bijak ya, jangan sampai jadinya malah jumawa.
- Menerapkan hidup sederhana tanpa banyak kekayaan atau benda material alias kalau jaman now dikatakan adalah minimalis.
- Tenteramnya perasaan batin, karena melakukan kegiatan seperti yoga, meditasi, atau berdzikir mengingat-NYA.
- Kebahagiaan juga bisa datang berkat telah menerima dan memaafkan diri sendiri. Apapun kelebihan dan kekurangan pada diri selalu merasa bahagia karena terlahir sebagai insan dan pribadi yang terus menuju ke arah yang lebih baik.
- Tidak ada pikiran yang berat. Maksudnya, adakalanya terlalu memikirkan untuk berusaha terlalu keras guna mencapai kebahagiaan, padahal itu sulit dicapai. Bukannya berarti tidak percaya akan diri, rejeki, maupun kuasa-NYA, tetapi jika terlalu mendalam memikirkan caranya demi tercapai hingga menyebabkan diri jatuh sakit, tentunya ini malah jadi membahayakan jiwa.
Kebahagiaan Seperti Apa Ketika Makan Buah Simalakama?
Kalau pilih P, hasilnya nanti itu yang terjadi..
Jika pilih Q, ini hasilnya.
Haddeeh, jadi makan buah simalakama ini…
Yups, simalakama ini sudah jadi bahan pembicaraan nggak
hanya dari semenjak saya belum lahir, bahkan memungkinkan dari jaman nenek
moyang kita. Bentuknya saya belum tahu, apalagi merasakan dan menyantapnya,
tapi familiar sangat menjadi ungkapan dalam pelajaran bahasa Indonesia maupun
obrolan.
Maka jika dikaitkan antara simalakama dan kebahagiaan, jadinya kalau dilihat dari satu sisi memang kebahagiaan itu subjektif, karena ya diri sendiri yang merasakan. Namun, bukan berarti menjadikan diri egois. Sebab, dari contoh ke-13 sederhananya kebahagiaan di atas bisa kita nikmati, bahkan mungkin lebih.
“Ah gak gitu juga, kan yang penting gue bahagia, biarin aja
orang.”
Ngapain lo mikirin orang lain, yang utama itu lo sendiri bahagia atau nggak-nya”.
Nah kalau dari dua pernyataan di atas, mana yang pembaca FenniBungsu pilih? Cuss langsung utarakan di kolom komentar yaks. Siapa tahu versi kebahagiaan maupun pilihan jawaban kamu bisa menjadi inspirasi siapa saja. Eits, gak ada benar atau salah yaks. Jadi santuy aja dan tetap #SemangatCiee.
47 komentar
Rasanya tuh masya Allah banget nget
Karena kita yang menentukan nasib dan emnyiapkan konsekuensinya
Jadi sekarang semakin banyak berbuat baik, agar kebahagiaan orang lain, senyum orang lain bisa nyalur ke diri sendiri dan menjadi bahagia.
Tapi bukan berarti utk bahagia, harus yg serba wah, mahal atau parahnya sampe nyakitin orang lain. Padahal hal2 kecil kayak bersyukur dengan semua yg dipunya, hidup cukup, anak sehat, bisa ngelakuin passion sesekali, itu aja udh bikin happy kan ☺️.
Baru setelah itu kita boleh pikirin cara membahagiakan orang lain.
Jadi sebaiknya kalau mau share bahagia, kudu lihat keadaaan siih.. Karena gak semua yang kita share bisa menimbulkan impact yang baik ke diri orang lain.
Bahagia dan sedih sewajarnya aja.
merasa tiap liat anak kok mau sedih atau kesel jadi happy
masyaAllah
Hanya kalau ada 2 pilihan, harus memilih satu dan mengorbankan lainnya.
Kalau tentang pikiran kebahagiaan diri sendiri atau orang lain? Saya tergantung situasi. Kalau berkaitan dg orang toxic jelas saya pikirin diri sendiri. Tapi kalau berkaitan dg orang penting dalam hiduo saya, saya akan mengutamakan kebahagiaan mereka. Karena ketika mereka bahagia, saya juga bahagia.