Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yang diperingati setiap
tanggal 28 November, menjadi momen penting bagi kita untuk senantiasa
menghijaukan bumi ini. Pasalnya pohon memiliki banyak manfaat bagi kehidupan,
salah satunya adalah sebagai penjaga keseimbangan lingkungan dan dapat menyerap
polusi udara. Selain itu dengan menanam pohon tidak hanya membuat hijau
suasana, tetapi juga sebagai relaksasi.
Hari Menanam Pohon Indonesia ditetapkan dalam Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2008. Dengan demikian sudah menjadi kewajiban
bagi kita agar bumi ini lestari dengan menanam pohon, minimal di rumah sendiri.
Terlebih lagi pada tahun 2005 KLHK menerbitkan Petunjuk Teknis Penanaman
Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara bahwa 1 hektar ruang terbuka hijau yang
dipenuhi pohon besar, dapat menghasilkan 0,6ton oksigen untuk 1.500
penduduk/hari. Sejuk, bukan?
Mulai dari Lingkungan Terkecil, Manfaatkan Lahan yang Ada
Dapat dibayangkan bila bumi ini tidak ada pohon. Namun ada saja yang dengan mudahnya menebang pohon hanya demi pembukaan lahan baru, tanpa memikirkan dampaknya. Padahal akibatnya kerusakan lingkungan terjadi dimana-mana seperti banjir dan tanah longsor.
Kesadaran diperlukan dengan masing-masing turut berkontribusi
menjaga lingkungan, mulai dari diri sendiri. Oleh karenanya, dalam rangka Hari
Menanam Pohon Indonesia, Demfarm mengadakan sharing sessions Inspirasi
Petani Milenial dengan tema “Dari Rumah untuk Indonesia Lebih Hijau” bersama Angga
Diandry si “Dewa Sawi Pakcoy” melalui Instagram Live.
“Kita tidak bisa menyalahkan siapa pun terkait masalah
lingkungan. Jadi lebih baik mulai dari diri sendiri dulu. Saya sendiri,
meskipun di lahan terbatas, sudah merasakan kalau bertani itu mudah, seru, dan
banyak manfaatnya,” terang Angga Diandry.
Angga Diandry dan Hidroponik
Pemilik nama lengkap Angga Diandry Dalimunthe ini, tertarik menanam karena terinspirasi ketika masa kecilnya kerap menemani eyangnya berkebun. Selain itu ibundanya pun acap kali memintanya untuk menyiram tanaman sambil diajak bicara. Berbekal itu, ia pun memulai tanaman hidroponik tahun 2018.
Founder @ibukita.kebun ini pun menuturkan, pernah mencoba
menanam organik, sayangnya lahan terbatas. Lalu teringat ketika sekolah menanam
tauge dengan cara hidroponik. Meski pernah mengalami kegagalan menanam, tetapi
tidak membuatnya menyerah.
“Berhasil sih menanamnya, tapi pencahayaan kurang bagus, dan dimakan oleh tikus. Awalnya mau menyerah, apalagi pas pandemi datang. Namun keluarga memberikan saran untuk menanam hidroponik, dengan memanfaatkan lahan di atas rumah. Alhamdulillah kini sudah memasuki 2 tahun 4 bulan menjalankan hidroponik ini.” Lanjut Angga Diandry.
Kebun hijau ala Angga luasnya 80-90m² dengan tanaman pakcoy, selada dan kale. Keuletan pria yang mendapat julukan “Dewa Sawi Pakcoy” ini, pernah loh berhasil panen hingga 22kilogram pakcoy. Harga jualnya itu sekitar Rp40.000 per setengah kilogram.
“Dulu sempet panennya 22 kilo pakcoy dengan 180 lubang
tanam, sekarang hanya 6-8 kilo, karena sekarang lebih fokus perbanyak kale.
Soalnya pasarnya saya sekarang banyak permintaan kale,” lanjut Angga sambil
memperlihatkan kebunnya.
Yuk, Generasi Muda Semangat Menanam Pohon!
Kisah dari Angga Diandry memberikan insight, bahwa
menanam pohon di rumah maupun menjadi petani milenial adalah hal yang
mengasikkan. Meski menurut si Dewa Sawi Pakcoy petani memang belum menjadi
cita-cita banyak anak muda. Tantangannya adalah karena akses permodalan masih
sulit, ketersediaan pupuk, sarana produksi pertanian, kepastian offtaker untuk
harga panen, hingga isu rendahnya pendapatan.
“Masih banyak yang enggan jadi petani, satu karena kalah pamernya. Proses perjalanan jadi petani jangan dimulai karena uangnya, tapi mencoba untuk senang dulu menjalaninya. Saat perjalanan nemu kendala atau kalau ada tahapan salah, ya kita ulangi lagi,” jelas Angga.
Dari talkshow secara dari bersama demfarm.id memberikan pesan menarik, bahwa memanfaatkan lahan terbatas untuk menghijaukan bumi bisa kita lakukan. Tak perlu takut gagal, harus berani mencoba dan tunjukkan semangat jaga lingkungan sebagai generasi muda. Apalagi hal ini sejalan dengan Demfarm yang hadir dari semangat positif berkelanjutan guna memajukan pertanian Indonesia melalui konten edukasi dan informatif tentang pertanian, pupuk, pertanian, dan info pangan.
Demfarm pun mengulas UMKM pengolah makanan maupun petani sukses salah satunya adalah Angga Diandry, sebagai inspirasi bagi kita sebagai pembaca. Terlebih lagi salah satu program terbaiknya yaitu Urban Farming. Dengan ajakan agar bisa kita manfaatkan lahan sekitar rumah (lahan terbatas) untuk menanam yang hasilnya bisa dikonsumsi maupun sebagai profesi dan bisnis.
Yuk, kita bisa berbuat hal baik untuk lingkungan, salah satunya dengan memanfaatkan lahan (terbatas) di rumah, sehingga bumi ini kembali menghijau. Iklim dapat lebih bersahabat karena sejuk, tak lagi gersang dan panas. Bersama kita bisa, agar masa depan bumi ini menjadi lebih baik.
#inspirasipetanidemfarm #petanimilenialdemfarm
Wah hebat anak-anak muda yang langsung terlibat dalam menghijaukan di tempat yang terbatas. Menjadi petani tanpa harus punya tanah yang luas. Bravo, saya ingin terlibat tapi bukan menanam tetapi hanya untuk memilah sampah .
BalasHapussekarang teknologi pertanian sangat berkembang dan untuk memulai menjadi petani bisa dilakukan milenial karena tak perlu lahan besar dan sudah banyak cara tanam dan teknologi yang bisa diterapkan
BalasHapusSenang dengar ada petani muda milenial seperti Mas ini. Soalnya banyak anak muda udah ga mau jadi petani karena dianggap kurang keren. Padahal kalau ga ada petani, yang nanam makanan kita siapa dong
BalasHapusSekarang memang sudah maju, termasuk dalam dunia pertanian. Kaum sarjana juga bisa kembali ke alam pesawahan dengan berbekal ilmu yang lebih mapan. Keren.
BalasHapusMasya Allah semakin banyak anak muda yang terjun langsung untuk ikut menjaga lingkungan. Jadi petani millenial tentu jadi pilihan yang sangat baik di tengah terjadinya perubahan iklim.
BalasHapusYup.. Meski pun lahan kita kecil tapi kita bisa menanam di pot atau bentuk media tanaman lainnya.. So melihat pemandangan yg hijau terasa membuat udara jadi adem dan tentunya apalagi membuahkan hasil dari pohon tsb pasti senang banget saat menikmati hasil dari panen kita
BalasHapuswah kerennn
BalasHapusternyata kaum muda bisa jadi petani ya? Petani milenial
dan hasilnya sangat dibutuhkan
karena masyarakat sekarang semakin peduli kwesehatan
Tokoh muda yang sangat menginspirasi nih. Jadi petani meskipun milenial saat ini tidak banyak diminati. Dengan adanya sosok ini semoga menggugah semangat pemuda pemudi lainnya untuk fokus dengan penanaman dan penghijauan
BalasHapusAnak muda yang keren dan cerdas. Mampu menangkap peluang bisnis walaupun menanam secara hydroponic.Sangat menginspirasi
BalasHapusSalam: Dennise Sihombing
Nah.. Benar banget jih apanyg diungkapkan oleh angga, kita gak usah malu dan gengsi untuk petani.. Dengan petani juga bisa dibilang pahlawan masa kini karena tanpa ada petani kita tidak bisa menikmati hasil panen nya..
BalasHapusJadi yuk mulai sekarang kita bisa loh jadi petani dgn memanfaatkan lahan yg ada dirumah
Tikus beneran hama yang selalu mengganggu tanaman. Aku pun ngalamin waktu nanam sayuran di pagar rumah, mau panen gagal gara-gara dimakan tikus duluan. Nyesek banget sih.
BalasHapusKaren Angga tetap semangat dengan usahanya urban farming. Aku terinspirasi dia waktu berkebun sayur juga
Tadi di sebelah kubaca harga jual pokcoynya Rp40 per setengah kg. Semangatku buat berkebun langsung ambyar. Tapi pas baca di sini harganya 40rb per setengah kilogram, semangatku langsung menggebu-gebu. Haha.... Di rumah ada beberapa pipa panjang buat bertanam hidroponik, cuma belum kepegang buat nyeriusin. Kalau lihat harganya segitu kaaaan langsung semangat.
BalasHapusSalut buat Angga Diandry. Ditengah gempuran teknologi modern dan banyak kaum muda yang terlibat dalam pengembangan teknologi, Angga justru terlibat dalam dunia tani. Area pekerjaan tradisional yang sesungguhnya butuh perhatian juga. Benar-benar patut mendapatkan apresiasi
BalasHapusPetani milenial ini harus diperbanyak lagi biar, selain bisa menyediakan aneka bahan pangan sehat, juga bisa ikut menghijaukan lingkungan. Salut bagi mereka yang terus berkontribusi dengan karya nyata
BalasHapusIya, banyak sekali masalah yang dihadapi oleh petani, terutama rendahnya pendapatan dan tingginya biaya menanam dan pemeliharaan tanaman. Itu yang membuat generasi muda enggan menjadi petani. Salut pada Angga yang memilih meneruskan tradisi dari eyangnya, menanam dan berkebun
BalasHapusHalaman rumah saya luas dan pengin bertani. Sayang belum kesampaian.
BalasHapusmemutuskan untuk menjadi petani pasti bukan hal yang mudah, saya merasa begitu, meski punya keinginan rasanya belum yakin mewujudkannya. Tapi pemuda memang harus ada yang jadi petani sih, karena kalu enggak kita nggak punya petani penerus dimasa mendatang, keren kak Angga.
BalasHapusAnak.muda kudu belajar banyaakkk dari sosok satu ini ya
BalasHapusSangat inspiring dan siap menjadi role model
memulai tanam-menanam di rumah aja sampai sekarang males banget padahal pengin. makanya aku suka kagum sama yang bisa banyak budidaya tanaman bahkan sampai dijual gitu.
BalasHapusTeknologi pertanian semakin maju, harusnya dikembangkan dan digunakan dengan baik. Angga Diandry adalah salah satu pemuda yang menginspirasi pemuda-pemuda Indonesia untuk ikut menggunakan teknologi pertanian
BalasHapusHarus ulet ya bercocoktanam. Sekedar suka aja ga cukup. Memang harus tekun supaya bisa berhasil.
BalasHapusKeren loh jadi petani, karena udah jarang orang yang mau berkutat apalagi cari penghasilan lewat pertanian. Jadi kalo ada yang mau jadi petani, apalagi Milenial, wahh keren bangett
BalasHapusaku suka nonton di TikTok tanam-tanam di lahan2 rumah aja, jadi pengen juga, sekarang jg lagi sisihin lahan buat dijadikan mini taman buat tanam-tanam nihh,, semoga bisa jadi langkah kecil buat jaga bumi ya
BalasHapusKeren Pak Angga Diandry bisa memanfaatkan roof top sebagai kebun yang dapat menghasilkan uang, salut banget ...
BalasHapusAha! Angga Diandry ini memang sosok yang sangat inspiratif. Pastinya hal tersebut dapat menginspirasi anak-anak muda zaman sekarang. Keren!
BalasHapusRumah jadi lebih hijau dan pendapatan keluarga juga bertambah. Bahagia ketika panen
BalasHapusKeren ini, insight bagus bahwa dengan lahan terbatas pun bisa menghijaukan bumi, bertani. Menanam sayur pakcoy dan kale seperti yang dilakukan Angga Diandry! Salut
BalasHapusSelalu mupeng kalo melihat orang bisa tanam menanam tu. Sayangnya lahan di kami dah penuh, jadi belum bisa nambah pepohonan lagi. Huhu...
BalasHapusSuka banget sama sayur pakcoynya..
BalasHapusKalau habis dipanen begitu berasa dapet buket bunga ya..
Hehehm padaahal sayur dan ini uda bisa dipastikan rasanya seger dan kreess pas digigit.
Kagum sama sosok anak muda, sang petani millenial yang membawa perubahan.
justru bagus lho ini, petani milenial itu yang sekarang banyak dicari. ngga cuma soal hasil panennya saja tetapi juga ilmunya dalam pertanian dan marketing
BalasHapusBeberapa circle aku juga mulai menerapkan media tanam hidroponik nih..
BalasHapusRasanya seneng banget kalau berkunjung. Adeem.. Dan hasilnya asli enak banget. Beda sama yang aku beli sehari-hari. Selain juga media tanam bersih, sayurannya pun bebas hama. Sehat banget.
Seger-seger banget itu tampilan pokcoynya. Jadi pengen mulai urban farming pakai hidroponik lagi. Minimal bisa buat konsumsi sendiri dah.
BalasHapusSalah satu campaign yang bagus kalau pertanian kembali digalakkan karena teknologi sudah canggih sehingga bisa dilakukan dimana saja. Apalagi Indonesia negara agraris, harus bisa
BalasHapusWahhh keren bangettt. Bisa memiliki ide sperti ini. Karena kegigihannya, berhasil yang dia lakukan. Kereeen. Kagum banget.
BalasHapusPetani milenial juga peluang usaha yang menjanjikan ya mbak
BalasHapusApalagi jika dikelola dgn kekinian dan berbasis digitalisasi
Pasti sukses seperti ini
Aku akui emang berkebun itu susah susah gampang. Tantangannya adaaaa ajaa. Tapi setimpal dengan manfaatnya memang. Semoga makin banyak petani milenial bermunculan meski memanfaatkan lahan terbatas.
BalasHapussalut dengan semangat Angga Diandry ini ya, petani milenial yang sukses dengan tanaman hidroponiknya.
BalasHapusmeskipun di lahan yang sempit namun tetap bisa menghasilkan tanaman yang bermanfaat bagi orang banyak bisa sekaligus jadi cuan juga ini ya.
semoga makin banyak muda mudi yang mencontoh jejak baik Mas Angga ini.
Cita cita akyu banget ini jd petani sayuran. Udah mulai dicicil juga biar bs cepet jd petani. Bnyk tantangannya tp ttp pengen bgt hidup jd petani yg berkelimpahan Aamiin
BalasHapuskeren yaaa.. dia bisa terus bertahan dengan lahan terbatas, tapi dia malah memilih bisnis bertani, salut deh :)
BalasHapusKeren sekali Angga Diandri ya, laki-laki dan masih muda pula. Saya saja yang seoranf wanita dan usianya sudah banyak banget nggak telaten.
BalasHapusgenerasi Z memang bisa dibilang generasi yang penuh inovasi dan ide-ide seru yaa. senang deh melihat anak muda yang menekuni pertanian kayak gini soalnya selama ini bidang pertanian kan dianggap remeh gitu
BalasHapusSalut sama anak muda yang mau bercocok tanam. Apalagi laki2. Di saat orang lain putus asa karena di phk atau nganggur, tp diandry malah pantang menyerah nanam pokcoy sawi dan kale. Perlu digaungkan.
BalasHapusKeren ya Angga Diandry ini. Anak milenial yang memilih jadi petani dan nanamnya pokcoy lagi. Jarang-jarang lho dan ini patut diapresiasi. Semoga sukses ya, Mas Angga.
BalasHapusInspiratif banget ya sosok Angga ini dengan semangatnya dan usaha gigih yang dilakukannya tak mengkhianti hasil, salut
BalasHapusIni kesekian kalinya saya baca profil Mas Angga ini. Salut lah kalau dia dijuluki Dewa Sawi Pakcoy. Dengan luasan ruang yang relatif sempit, dia bisa bikin kebun hidroponik sebagus ini. Indonesia butuh lebih banyak anak muda kreatif dan bisa bikin sektor pertanian makin berkembang.
BalasHapusBagus banget mas angga tau peluang pada saat pandemi orang-orang dirumah dia konsisten dan alhamdulillah smpi skg jadi bercuan dlm berkebun
BalasHapusKeren banget. Saluuut deh aku sama anak muda yang begini. Udah jarang ya anak muda yang tertarik dengan farming. Tapi yang begini, jempol. Toh sebenernya farming ini potensial dan menjanjikan. Semoga semakin banyak nih anak muda yang begini.
BalasHapusDewa sawi pakcoy, keren julukannya. Hihihi. Inspiratif sekali bisa menjadi petani millenial memanfaatkan lahan kecil.
BalasHapusKeren banget ini julukan2nya.. Kakek moyangku juga petani sih sebenernya.. Salut sama anak anak muda ini
BalasHapus