Selamat berakhir pekan mantemans, semoga hari Ahad ini menyenangkan meski
hasil Copa del Rey semalam, Sociedad kalah dari Atletico Madrid 0-2. Serta
mungkin kamu galau apakah CR7 alias Christiano Ronaldo bakal tanding atau tidak
untuk mendukung Manchester United yang akan berlaga melawan Fulham. Laah kok
jadi bola, wkwkwk.
Baiklah kita bahas hal yang ringan saja, biar gak menambah pikiranmu tak dapat kau mengerti, kaki di kepala, kepala di kaki (awas jadi nyanyi lagu-nya Noah Diatas Normal🎶)
Udah fresh dong, semoga bukan hal yang merepotkan untuk berkunjung ke Kisah di Blog Fenni Bungsu. Tentunya saya berharap demikian, sehingga para pembaca gak ada kata repot, tetapi terinspirasi untuk selalu #SemangatCiee mendapatkan hiburan dan percikan qolbu di sini, uhuuy.
Repot Itu Artinya Apa?
Apa tadi, repot? 😠
Iya, repot. Mungkin saja para pembaca sedang repot dalam angkutan umum
atau dalam perjalanan menuju tempat kerja, eh daripada bengong malah baca
cerita ini. Atau sedang repot menunggu masakan yang dihangatkan, bisa pula lagi
nguber deadline justru sambil membaca kisah ini. Soalnya kalau menurut KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) repot adalah sibuk; ribut; banyak kerja.
Walau demikian saya yakin, para pembaca nggak kerepotan kok, malah seneng direpotin. hehe, ngarang bebas saya-nya. Sengaja nih bahasannya tentang kata “repot”. Boleh saya katakan, kata tersebut bermakna ambigu.
Kok bisa jadi ambigu? 😎
Contohnya dengan ilustrasi sebagai berikut. Sebut saja para tokohnya
bernama Ukhti dan Fulani. Ketika Fulani bersilahturrahmi ke rumah Ukhti,
terjadilah percakapan berikut ini:
Fulani : “Jangan lupa yah, besok gantian bertandang ke rumah saya,”
Ukhti : “Kan kita sudah ketemu di sini. Nanti ngerepotin deh kalau
saya ke sana,”
Fulani : “Saling silaturrahmi-lah. Sudah beberapa tahun ini kan Ukhti
belum pernah berkunjung ke tempat saya,”
Ukhti: “Ya, tapi kan gak apa-apa kalau udah di sini,”
Fulani: “Loh kok jadi ribet sih?”
Ukhti : (memasang ekspresi datar).
Memang Se-Merepotkan Apa Sih?
Kalimat yang digarisbawahi pada percakapan di atas dapat bermakna ganda. Pertama, memang takut merepotkan si tuan rumah, karena tentunya akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut tamu.
Sedangkan makna lainnya, justru si yang mengucapkan kalimat tersebutlah yang merasa direpotkan jika harus datang, sebab mungkin saja ia harus mengeluarkan sejumlah biaya, misalnya saja adalah ongkos atau bensin. Maklum harga BBM lagi naik bestie. Belum lagi jika harus membawa buah tangan.
Baca Juga: Apa Sih Ngabuburit?
Nah, dari kisah di atas dapat ditarik benang merahnya bahwa yang sebenanya direpotkan itu siapa.
Padahal, bukan suatu masalah kan bila harus saling berkunjung. Toh dengan begitu, silaturrahmi dapat
terjaga.
Bukan itu saja, banyak hal-hal yang memungkinkan jika saling berkunjung tentunya ada rezeki tersembunyi yang nggak kita sangka-sangka, misalnya ada kuliner unik, duit se-koper, voucher jalan – jalan ke negeri luar (eh, maksudnya luar negeri), dan sebagainya, yang tentunya akan sayang jika nggak diraih.
Oleh karena itu, yuk #SemangatCiee saling menjaga silaturrahmi, biar jalan menjemput rezeki mudahnya kayak Fajar/Rian dan Ahsan/Hendra ganda putera Indonesia yang masuk BWF World Tour Finals 2022 pada 14-18 Desember 2022 mendatang. (Hahaayy olahraga lagi dah teteupp…😅).
Baca Juga: Tanggal 15 Oktober Ada Apa?
Yah intinya, repot dan merepotkan akan menjadi suatu hal yang kita lalui. Sebab kalau nggak repot ya bagaimana mau dapat cuan, hehe. Bekerja kan pasti repot. Meraih kesuksesan tentu repot. Tidur pun juga repot kok, karena kudu merapikan sprei dan bantalnya biar nyaman, dan menghadap mana tidurnya biar mimpinya indah. Jadi bagaimana apakah kamu merasa repot atau direpotkan?
55 komentar
Karena ada yg malah ngerasa hepi...tapi ada juga yg ngearasa repot
hingga akhirnya jadi banyak banget dan kita kerepotan untuk menyelesaikannya :D
Menurut saya sih tergantung tujuan dan niatnya. KAlau tujuannya benar-benar hanya silaturahmi, gak ada kata repot kok. Senang malah bisa saling bertemu dan berbagi cerita.
Pas si mantu ini abis sakit sampe berbulan2. Dipikirnya kan khawatir kalau merepotkan jadi mending nggak usah dulu. Eh si mertuanya udah naik bus. Sampe mertuanya ngedumel karena dibilang nggak boleh dateng.
Ya, sebenernya saling berkunjung juga harus cek dulu si tuan rumah keberatan nggak. Bisa aja pas sakit dan nggak bisa menjamu tamu ya.
Meski dikemas dengan ringan dan sederhana, pesannya selalu mendalam
Buatku, ini maknanya dalam yaa..
Selama masih hidup, ya pasti merasakan lelah. Kalau gak lelah berartiii..
Hehhe..
Repot itu bagian dari rodak kehidupan juga sih.. Jadi kudu bener dan serius dihadapi agar gak ada lagi penyesalan.
Semangatcieee..
Wkwkk, repot dan direpotkan, merepotkan
Tetapi aku juga setuju kalau makna dari kata tersebut bakalan sering dijumpai di aktivitas setiap harinya sih mbak
Tapi tidak jarang juga yang hanya menyematkan ribet atau repot itu sebagai alasan dari rasa malas saja. Malas berpikir, malas bertindak, dan tidak berdaya. Misalnya diajak kritis terhadap suatu situasi, mengurus sesuatu yang tidak membahagiakan, dll.
tapi sesekali direpotin juga gak apa-apalah ya, apalagi jika ada yang baru lagi berkunjung ke kita, kali aja dibawain oleh-oleh gitu ya *eehh
Kerepotan itulàh yang buat kita hodup
semoga all indonesian final, yuk bisa yuk
Tapi aku janji, besok tidak akan bilang repot atau merasa kerepotan jika disuruh berkunjung dengan niat silaturahmi. :)
Kata-kata repot disini jleb banget. Auto nggak jadi minta tolong. Haha
Kalau ngerepotin diri sendiri ngomongnya jarang bgt yg begitu. Kebanyakan ya, sorry belum bisa ke sana soalnya aku sendiri masih repot.