Bila membicarakan Luis Suárez, maka terlintas akan sosoknya sebagai pesepakbola. Dia yang berada di timnas Uruguay, dan menjadi pemain yang mahir dengan tendangan dan teknik pengoperan bola sehingga klub raksasa seperti Ajax, Liverpool, Atletico Madrid, dan Barcelona pernah meraih prestasi bersamanya.
Meski sih, saya nonton Luis Suárez ini acap kalinya malah pas doi main di timnas Uruguay dan di Barcelona. Selain raihan penghargaan yang diterima, aksi kontroversi pun tak luput mewarnai kehidupan pria yang bernama lengkap Luis Alberto Suárez Diaz ini.
Aksi Gigit dalam Olahraga
Salah satunya adalah, kalau kamu ingat di tanggal 28 Juni 1997 (tempo.co) pada olahraga tinju ada Mike Tyson yang menggigit telinga Evander Holyfield, maka pada pertandingan kesebelasan pun di tahun 2014 saat momen Piala Dunia kejadian menggigit terjadi dimana Suárez menggigit bahu Giorgio Chiellini (cnn.com). Padahal Luis Suárez (Liverpool) pun pernah menggigit lengan pesepakbola lainnya yaitu Branislav Ivanović (Chelsea) pada pertandingan Liga Inggris, 21 April 2013 (detik.com).
Pembahasan menggigit lengan itu pun, diterangkan dalam buku Luis Suárez: Crossing The Line: Melampaui Batas yang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Diterangkan pada bab pembukaan, bahwa akibat aksinya tersebut, Luis Suárez tidak dapat bertanding sebanyak 10 laga.
Saya semakin naik pitam, marah kepada diri sendiri, mengomeli diri sendiri di lapangan: “Bisa-bisanya kau bertindak gegabah begitu?” – halaman 5.
Mungkin bisa dikatakan seperti geregetan gitu ya. Walau bagaimana pun tindakan tersebut, tidak dibenarkan. Sebab yang namanya olahraga bukankah harus menjunjung sportivitas, kerja tim, dan juga kesabaran?
Ya,
perihal sabar tidak hanya berlaku misalnya dalam kehidupan sehari-hari saja,
atau ketika mengenyam pendidikan, tetapi juga ketika bekerja. Apapun
pekerjaannya.
Apa Saja Isi Buku Crossing The Line
Di luar aksi kontroversinya, tapi ada yang saya suka, bahwa dia adalah sesorang pekerja keras, karena semasanya kecil yang mengharuskan ia untuk berjuang agar lebih maju.
Selain kerja keras, fokus juga perlu-tekad untuk meraih tujuan, yang sudah saya miliki sejak awal dan yang membantu saya sepanjang perjalanan, kita harus tangguh secara mental. Bakat saja tidak cukup – halaman 343, Luis Suárez.
Selain itu, rasa sayang dengan keluarganya juga menginspirasi. Pikirannya harus fokus dan konsentrasi penuh. Satu sisi dia harus sebagai atlet yang sedang bertanding untuk kualifikasi Liga Champions, sedangkan di sisi lain istrinya, Sofi tengah hamil besar.
Tak dinyana klub yang dibawanya, Ajax lolos kualifikasi Liga Champions menghadapi PAOK Saloniki, dan Luis Suárez pun tiba sebelum Sofi menjalankan persalinan, sehingga ia pun bisa melihat momen si kecil Delfina lahir.
Di lain hal ada banyak kisah diterangkan pada buku yang memiliki
judul asli: Crossing The Line: My Story ini ditulis oleh Luis Suárez dengan
bahasa Inggris yang diterbitkan pada tahun 2014, dengan Headline Publishing
Group, Great Britain sebagai penerbitnya.
Dalam versi terjemahan bahasa Indonesia, buku Crossing The Line ini terdiri
dari:
- Pendahuluan
- Bab 1: Ini Kisah Cinta
- Bab 2: Pendidikan Belanda
- Bab 3: Tangan Suárez
- Bab 4: Nomor 7 Saja
- Bab 5: Ras!s
- Bab 6: Revolusi Rodgers
- Bab 7: Dekat Sekali
- Bab 8: Itulah Anfield
- Bab 9: Inggris Sayang, Inggris Malang
- Epilog: Callejόn
Selain itu, terdapat juga lampiran foto-foto Luis Suárez
saat masih muda, selebrasi ketika mencetak gol, tendangan spektakulernya, momen
mendapatkan sepatu emas, memegang piala karena memenangkan kejuaraan bergengsi
dengan timnya, foto bersama istri serta kedua anaknya, dan banyak lagi.
Bagi saya, tampilan fotonya saya suka, karena berwarna dan ada lembaran khusus. Sama seperti buku Otobiografi Valentino Rossi yang juga tampilannya seperti itu, sehingga saat melihatnya membuat lebih nyaman. Ketimbang tampilannya tidak berwarna. Namun kalau dipikirkan, tentu harga buku jadi akan lebih mahal ya kalau foto-fotonya berwarna, hehe.
[Baca Juga: Tiga Trik Tingkatkan Gemar Membaca di Keramaian]
Di sini juga ada bab khusus bagaimana Luis Suárez bisa menggunakan nomor punggung 7 pada jersey-nya. Buat kamu penggemar sepakbola, khususnya si atlet sepakbola kelahiran tahun 1987 ini, akan makin mengenal sosoknya melalui buku ini. Berikut identitas buku Crossing the Line Luis Suárez versi bahasa Indonesia:
Judul Buku: Luis Suárez: Crossing The Line: Melampaui Batas
Penerjemah: Reni Indardini
Terbit: September 2019, cetakan pertama
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia, Indonesia
Bahasa: Indonesia
Kategori: Non fiksi – Biografi
Tebal: vii+352 halaman
ISBN: 978-602-481-211-9
Rating: 3/5
"Saya rasa orang-orang menghormati saya sebagai pemain. Saya telah dikritik atas macam-macam kelakuan saya dan atas macam-macam yang tidak saya lakukan. Namun, saya selalu bangkit dari keterpurukan dan kembali bekerja, kembali melakukan pekerjaan yang saya cintai." - hlm. 347 (Luis Suárez: Crossing the Line).
49 komentar
Hanya aku lupa namanya, ternyata sia Luis Suarez.
Bagusnya dia merasa kalau itu hal gegqbah ya.
Buku yang bagus, makasih udah sharing mbak.
dan asing banget dengan Luiz Suarez hehehe
Tapi setiap orang besar pasti menorehkan inspirasi bagi orang lain , sekecil apapun inspirasi tersebut
Sebab mengukuti kisah hidupnya karir dan keberhasilannya bisa kita serap dari buku ini.
Dan memang kebanyakan para atlit, motivasinya adalah keluarga.
Menarik...
Jadi tertarik pingin baca biografinya bih...
Belum ada sosmed pastinya ya hahaha
Bisa jadi inspirasi utk siapapun.
Kerennn maksimal
Ini yang harus banget ditiru oleh siapa saja yang ingin sukses di bidangnya.
meskipun di lapangan bak bintang, tapi kalau di keluarga juga berperan sebagai kepala keluarga ya
mungkin aja waktu pertandingan, pikiran bisa terbagi dengan keadaan keluarga di rumah
hahahah ya gitu deh kalau sportifitas dan attitude ga diikutkan saat berlatih oleh para coach
Merangkum perjalanan Luis Suarez
Ada kisah asmara juga
Kesuksesan demi kesuksesan akan menginspirasi banyak pesebakbola junior yang ingin meniti karir di bidang olahraga untuk memiliki kemampuan serta daya juang yang kuat.