Tentang permasalahan sosial tentu tidak akan lepas hubungannya dengan kemasyarakatan. Kita akan saling terhubung satu sama lain, karena sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan bantuan. Maka sudah semestinya untuk menjaga hubungan baik sehingga silaturahmi tidak akan putus.
Namun adakalanya kita melihat hanya dari segi saat
“butuh saja”, tapi setelahnya lupa deh. Atau “sangat kepo alias ingin tahu
apa-apa saja yang terjadi”, tanpa memberikan maslahat untuk orang lain. Jadinya
ya aneh juga, udah kepo tapi gak membantu, eh hehe. Salah satunya seperti dalam
ilustrasi berikut ini.
Berikan yang Baik dengan Cara Terbaik
“Deuh, repot amat sih Mbak Nil, capek-capek melakukan hal itu?” cibir Lala yang melihat tetangganya itu sedang merapikan sesuatu. “Pake acara dibungkus dan dibawa dengan tas gudibek, kan tinggal kasih aja ke orangnya,”
Nila menanggapinya dengan senyum. “Ini manfaatnya besar buat kita semua sebagai makhluk sosial,”
“Apanya yang besar? Kalau mau kasih ya kasih aja sih. Atau kalau mau bungkus juga pakai kantong kresek, kan kelar..”
“Sebuah niat yang baik perlu disegerakan apalagi dalam hal membantu orang lain. Serta berilah dalam bentuk yang baik juga,” Ujar Nila sambil merapikan barang-barang tersebut. "Yuk, Mbak Lala ikut berbagi juga,"
“Ah, nanti sajalah pas bulan Ramadhan, biar pahalanya makin banyak,”
“Kalau umur kita memang sampai di bulan Ramadhan. Lalu bilamana sebaliknya?”
“Ah jangan ngomong gitu dong. Harus positip tingking, bahwa bakal panjang umur,”
“Usia itu tidak ada yang tahu. Oleh karenanya sebisa mungkin, kita terus melakukan kebajikan, misalnya bersedekah dan berqurban,”
“Ah saya mah udah sering berqurban mbak Nil… qurban perasaan melihat harga kebutuhan pokok naik terus. Apalagi itu si migor, nyimak goyeng..”
Mbak Nila menggeleng. “Itu lain soal mbak. Coba deh melihat Qurban dari sisi yang lain, terlebih lagi beberapa bulan mendatang akan masuk bulan Zulhijjah,”
“Ya, ya baiklah. Memang mau dikasih ke siapa sih? Ke komplek nganu ya tempatnya sesembak itu?”
“Kepada yang membutuhkan pastinya,”
“Ah sesembak itu kayak gak mau usaha buat mandiri, kerjaannya pengen dikasih terus.”
“Ada saatnya memberi dan masanya menerima,”
Mbak Lala terdiam, meski matanya tetap sibuk memperhatikan barang-barang yang dikemas rapi oleh Mbak Nila.
[Baca Juga: Kelas asik Astragraphia untuk UMKM]
Kepo yang Bermartabat, Bukan Menjatuhkan
Dari ilustrasi di atas, adakalanya orang ingin tahu apa sih yang dikerjakan oleh orang di dekatnya, dalam hal ini adalah teman atau tetangga. Kepo sih sebenarnya baik sebagai bentuk kepedulian sosial alias kepo yang bermartabat (eeea julukan asal jeplak aja dah fennibungsu, wkwkwk 😁)
Contoh kepo bermartabat itu, misalnya saat mengetahui orang terdekat ternyata tidak memiliki sesuatu padahal sangat membutuhkan, nah ini jadi peluang menyerahkan bantuan pangan atau barang yang diperlukan.
Namun sebaliknya, bila ternyata ke-kepo-annya hanya untuk menjatuhkan, misal karena ternyata tidak memiliki baju baru lalu sampai disindir atau ditunjuk-tunjuk bahwa seseorang itu kekurangan, ini bukanlah hal terpuji.
[Baca Juga: Reportase Perempuan Nelayan]
Menggali rasa saling membantu dengan aksi solidaritas sesama umat manusia, sudah sepantasnya dilakukan. Bahkan sesama makhluk hidup pun kita dianjurkan untuk melakukan sesuatu yang baik. Sebab sejatinya apapun hal yang dilakukan dengan kebajikan maka balasannya akan diterima. Begitu juga sebaliknya (Reminder to us).
50 komentar
Salam: Dennise Sihombing
Dia keget bahwa ada yang suka bagi2 nasi bungkus juga tapi minta difoto
sementara orang yang diberi sebetulnya merasa malu difoto
Iya nih suka sebel ama orang yang bisanya cuma kasih komentar, tapi nggak pernah bisa kasih solusi
Dan juga pastikan kepo yang bermartabat bukan menjatuhkan.
Duh terima kasih sudah diingatkan:)
Belum lagi keponya dan hobi membicarakan orang. Termasuk saat di musala hahaha.
Kepo yg bermartabat itu akan membuat hidup damai ya, saling tau tapi tidak mengusik privasi secara keterlaluan.
Padahal kalo ada orang yang kepo murni kepeduliaan tuh rasanya tersentuh banget. Apalagi pas banget misalnya pas kita lagi butuh bantuan.
Mendapatkan asupan energi untuk senantiasa berbuat kebaikan. Apalagi beberapa hari lagi kita memasuki bulan Ramadan. Latihan konsisten untuk senantiasa membantu orang lain.
Hihihi... Makasih sharingnya mbak..
karena kalau menggunakan kepo itu untuk peduli dan peka pada kebutuhan orang lain, oke tapi kalau menggunakan kekepoan untuk ngatain orang :( sayang banget
Kadang memang banyak tetangga yang kepo ya sekadar kepo aja, gak ada manfaatnya, malah bikin mudharat. Naudzubillahimindzalik.
Makasih pengingat dan insight-nya Mbak