Mungkin timbul pertanyaan saat mendengar informasi tentang penyakit kusta, upaya apa yang bisa dilakukan agar Indonesia dapat terbebas dari kusta? Apakah penyakit kusta masih ada saat ini? Bagaimana cara pencegahannya agar tidak terjadi stigma negatif? Dan ragam pertanyaan lainnya.
Pandemi saat ini, tidak hanya virus covid-19 saja yang perlu untuk kita waspadai. Masih terdapat kuman lainnya, salah satunya adalah Mycrobacterium leprae, bakteri yang menyebabkan penyakit kusta.
Apakah Kusta Masih Ada di Indonesia?
Indonesia masih belum terbebas dari kusta, karena masih terdapat kasus kusta di beberapa daerah. Walau memang di masa pandemi terjadi ‘penurunan’ kasus, tapi hal tersebut memungkinkan karena protokol kesehatan dan restriksi sehingga kesulitan untuk menjangkau secara langsung.
“Sebelum pandemi ada 457 kasus aktif kusta di Subang, tetapi di masa pandemi ini terdapat 116 kasus. Ini bisa menjadi good news karena mungkin saja memang turun. Namun dapat menjadi bad news, karena di masa ini masih pembatasan mobilitas, sehingga sulit dijangkau,” terang dr.Febrina Sugianto selaku Junior Technical Advisor NLR Indonesia pada saat Live YouTube Berita KBR, hari Rabu lalu.
Hal senada disampaikan, oleh Bapak Eman Suherman, S.Sos. selaku Ketua TJSL PT DAHANA (Persero), bahwa kendala di masa pandemi karena pembatasan mobilitas, sehingga untuk menskrining masyarakat dilakukan dengan cara mobile.
Sebagai BUMN yang bergerak pada sektor Migas, Pertambangan Umum, Kuari dan Konstruksi serta Pertahanan, PT DAHANA (Persero) turut berkontribusi setiap tahunnya melakukan program sosial dan lingkungan (CSR), dengan memprioritaskan kebutuhan dasar yaitu ketersediaan pangan, kesehatan, dan pendidikan.
Masih Adakah Stigma Negatif tentang Kusta?
Kalau sudah mendengar kata ‘stigma negatif’ seperti terjadi sesuatu hal yang kurang baik. Sedapat mungkin dihindari, karena berbagai alasan. Ini pun terjadi ketika mendengar kata ‘kusta’. Stigma negatif bermunculan, karena kerap dianggap penyakit kutukan, maupun penyakit karena berkelakuan negatif. Dari situ, penyakit kusta ini harus tetap menjadi perhatian khusus juga selain covid-19.
“Kusta ini tidak akan tuntas kalau masih banyak stigma. Serta stigma tidak akan tuntas kalau masih banyak orang yang tidak paham tentang kusta,” sambung dr. Febrina Sugianto.
Ketidakpahaman atau kurangnya mencari informasi valid, menjadikan pandangan negatif masih terus melekat. Padahal kusta sama seperti penyakit lainnya, yang sama peluangnya untuk dapat disembuhkan.
Oleh karena itu NLR Indonesia selaku organisasi non-pemerintah yang telah beroperasi di Indonesia semenjak tahun 1975 ini, mengharapkan agar semua pihak dapat meningkatkan partisipasi tidak hanya dalam skrining, tetapi juga meningkatkan pengetahuan tentang apa itu kusta agar semakin rendah stigmanya.
Ketika stigma rendah maka memudahkan kasus kusta untuk terdeteksi, dengan begitu banyak pula yang bisa disembuhkan sehingga tidak mengalami ketidakmampuan (disabilitas).
Upaya yang dapat Dilakukan untuk Bebas Kusta
Masih dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) yaitu tanggal 12 November, dapat menjadi pelecut untuk kita agar lebih peduli dan saling mengingatkan tanpa rasa diskriminatif. Pasalnya siapapun sama pasti ingin sehat, dan bila sakit maka ingin sembuh. Dorongan seperti ini harus terus kita galakkan, dengan positif dan yakin bahwa Indonesia dapat terbebas dari kusta, melalui cara sebagai berikut:
A. Kenali Penyakit Kusta
Cara yang dapat dilakukan agar Indonesia bebas kusta dan menghilangkan stigma negatif adalah dengan mengenalinya. Kusta dapat ditularkan melalui droplet atau kontak dengan penderita secara terus menerus dalam waktu lama.
Bila terdapat gejala seperti otot kaki dan tangan melemah, mati rasa pada bagian kulit sehingga tidak lagi merasakan tekanan atau suhu, timbul bercak (lesi) berwarna pucat atau berwarna cerah dari kulit, maka untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan seperti Puskesmas agar lekas diobati.
B. Sosialisasi, dan Edukasi Kusta
Tidak sulit untuk masa sekarang ini dalam mencari informasi. Namun tetap hati-hati jangan termakan hoax. Maka pentingnya untuk membaca informasi kesehatan tentang kusta melalui portal kesehatan yang terpercaya.
Selanjutnya dapat pula mengikuti webinar seperti yang diadakan oleh Channel Youtube Berita KBR, maupun mendengarkan melalui Podcast SUKA (Suara Untuk Kusta), yang dapat menjadi edukasi dan sosialisasi, sehingga makin memahami tentang kusta secara lebih mendalam.
C. Jaga Kebersihan dan Pola Hidup Sehat
Kunci untuk sehat agar terhindar dari kuman penyakit dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri, lingkungan maupun tempat tinggal. Selain itu perilaku pola hidup sehat (seperti: konsumsi makanan dengan gizi seimbang, cukup tidur, berolahraga, kelola stres, dan tidak merokok) juga mesti diterapkan sebagai benteng pertahanan dari dalam dan luar tubuh kita.
[Baca Juga: Yuk Lengkapi Asupan Gizi, Jaga Imun Tubuh]
D. Kolaborasi Semua Pihak untuk Wujudkan Zero Kusta
Segala sesuatu yang dilakukan secara bekerjasama akan memberikan hasil yang optimal. Ini pun dapat diterapkan dalam upaya agar Indonesia bisa bebas kusta dengan kita berkolaborasi.
[Baca Juga: Edisi Merenungi Jaga Kesehatan]
Untuk ruang lingkup kecil di dalam maupun di lingkungan rumah, dukungan diberikan kepada anggota keluarga yang menderita kusta dengan mengingatkan mereka agar menjalani pengobatan sampai tuntas. Sedangkan untuk ruang lingkup besar bisa dilakukan oleh badan usaha atau lembaga, seperti yang diterapkan oleh PT DAHANA (Persero).
“Khusus program CSR pada bidang kesehatan, kami melakukan program pengobatan massal setiap tahun (dimulai dari tahun 2017), yang diikuti oleh seluruh masyarakat sekitar perusahaan. Prioritasnya di Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang,” terang Pak Eman Suherman, S.Sos.
[Baca Juga: Masih Bisa Disembuhkan, Pahami, dan Dukung Eliminasi HIV AIDS]
Dari sini dapat ditarik kesimpulan, bahwa berikan hal yang positif maka yang negatif akan sirna. Begitu juga dengan stigma kusta dapat dihapus dengan memahami apa itu kusta, gejala dan bagaimana penanganannya, serta memberikan ruang bagi penyintas kusta untuk dapat berkarya. Yuk, kita turut mendukung untuk Indonesia Bebas Kusta. Semangat, kita bisa!
Baca Juga: Ketika Seriawan Membuat Urusan Lewat Chat Saja
Sumber materi:
- antaranews.com
- Talkshow Radio KBR tanggal 24 November 2021 di Channel Youtube KBR
- Laman Alodokter
42 komentar
karena banyak yang gak paham bahwa kusta masih jadi ancaman serius di Indonesia
Supaya ada keadilan utk saudara2 kita yg mengidap kusta.
ataupun survivor kusta.
Makanya memang harus terus diberi penjelasan kepada masayarat. Bahwa penderita kusta bisa sembuh. tentunya dengan bantuan moril dari masyarat sekitar juga.
Nah tugas kita sebagai blogger, turut membantu mengurangi stigma negatif terhadap kusta, agar tidak ada lagi tindakan diskriminatif terhadap penyintas kusta di Indonesia. Makasih atas ulasannya yang pangjang kali lebar ini....
Padahal semua penyakit itu sama butuh didukung.
Smoga lembaga begini panjang umur selalu...
Oleh karena itu wajib saling dukung agar Indonesia bebas kusta
Ternyata masih ada ya. Jadi tahu setelah baca pemaparan di sini
Mari sama-sama kita wujudkan Indonesia bebas kusta dengan pola hidup sehat dan merangkul para penyandang kusta untuk hidup layak sebagaimana orang lainnyad di masayarakat
Semoga makin banyak yang tercerahkan soal ini dan sama-sama bisa saling membantu untuk kesembuhan mereka walau tidak secara langsung.
Semoga upaya-upaya yang dilakukan untuk memberantas kusta bisa berhasil ya..
Membuat para nakes makin berupaya
Hanya saja perlu dukungan masyarakat sekitarnya
Karena kusta bisa sembuh seperti sedia kala