“Wih bawa galon si Fenni,”
“Enak nih gak perlu nyari minum lagi si Fenni,”
Kelakar yang masih terngiang oleh saya tatkala bertemu dengan sesama blogger sebelum pandemi. Saya memang gemar membawa botol minum setiap bekerja. Alasan gampangnya karena biar tidak bingung mencari minum, apalagi karena rasa haus itu tidak ketuk pintu dulu dimana datangnya, hehe.
Sebelum memutuskan untuk fokus menjadi blogger, saya pernah melakoni sebagai content writer di salah satu website bidang fintech (2016). Tugas saya bertanggung jawab pada dua kanal yang dikelola dan juga membuat meliput kegiatan yang dibekali kartu identitas (Kartu Pers).
Kala itu pernah kejadian ketika meliput acara ternyata waktunya mepet sehingga tidak dapat mencari minum, padahal dahaga amat terasa. Sekalinya bisa untuk bergerak sekadar meluruskan pinggang, tak dinyana penyelenggaranya tidak menyediakan air minum. Jadilah semenjak saat itu, saya memutuskan untuk membawa botol yang sudah diisi air minum dari rumah.
Berat ya iya, namanya juga bawa bekal air minum. Namun karena perjalanan menuju ke tempat kerja, dan kejadian di luar dugaan seperti kena macet atau jam padatnya penumpang, pastinya rasa haus akan dirasakan.
Makin terenyuh lagi ketika di tahun 2017 belajar mengenal dunia blogging dan mengikuti kegiatannya di Jakarta Selatan, ada momen membuat haru tatkala mendapatkan goodiebag yang isinya botol yang warnanya kesukaan saya, yaitu biru.
Terus berkelanjutannya menjadi blogger, memang memberikan kesempatan untuk saya mendapatkan buah tangan yang bermanfaat, salah satunya adalah tumbler si botol minum.
Kemudian perlahan saya mulai mengoleksinya. Meski memang pasti akan ada mereknya, tanda telah mengikuti suatu kegiatan, tapi disitulah keunikannya.
Sebuah Hobi sebagai Kontribusi kepada Bumi
Boleh dikatakan berbagai botol minum yang saya dapatkan tersebut, bagus kualitasnya. Tidak hanya karena ada warna kesukaan saya, tetapi juga bila dilihat dari kode amannya penggunaan benda yaitu lambang sendok dan garpu, atau tanda nomor 5, sehingga bisa digunakan sebagai alat minum pribadi.
Bentuk tumbler yang menggemaskan sebenarnya telah banyak terkumpul. Namun baik teman, saudara maupun keponakan saya ada yang suka, jadilah dihibahkan kepada mereka, hehe. Ini sebagai promosi juga, bahwa membawa botol minum sendiri itu keren loh.
Nggak perlu malu kalau misalnya air di tumbler kita habis. Pasalnya saya pernah di event blogger penyelenggaranya menyiapkan dispenser, sehingga saya bisa isi ulang di tempat. Selain itu hobi yang saya geluti semenjak menjadi blogger, tak disangka memberikan makna berharga bagi kelangsungan bumi ini. Alasan membawa air minum sendiri menjadi keren, karena kita bisa:
A. Belajar untuk Menghargai Air Bersih
Pernahkah kamu memperhatikan air minum kemasan yang selalu menjadi hidangan dalam sebuah acara entah itu hajatan, dan momen lebaran, kerap tidak dihabiskan oleh yang meminumnya?
Pasti ada saja yang tersisa sepertiganya, setengah, bahkan masih ada dua pertiganya dibiarkan begitu saja. Pentingnya untuk kita yang bertandang ke rumah orang lain maupun memenuhi undangan, agar menghabiskan minuman kemasan tersebut. Selain menghargai tuan rumah, kita bisa belajar untuk menghargai air bersih.
[Baca Juga: Seperti Apa Kaitan Kita dengan Lingkungan?]
Mungkin di sekeliling kita, mudah untuk mendapatkan air bersih, tetapi ada loh di tempat lain yang kesulitan menemukannya. Curah hujan yang datangnya tidak menentu, belum lagi serapan air yang berkurang alias tidak adanya pepohonan, membuat kekeringan tak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, perilaku jaga air bersih sudah harus tertanam pada diri kita.
B. Meminimalisir Sampah Botol Minum
Tidak menggunakan botol air minum sekali pakai dapat meminimalisir sampah botol plastik. Sebagaimana kita ketahui, bahwa sampah dari botol minum berbahan plastik banyak menumpuk. Proses mengurainya itu tidaklah dalam waktu cepat.
Sampah botol plastik sekali pakai bisa mengotori lingkungan seperti tanah, sungai dan selokan. Bahayanya bila sampah tersebut sampai ke laut yang akan berubah menjadi serpihan plastik (mikroplastik). Lalu ternyata termakan oleh hewan laut. Ekosistem laut pun akan terganggu.
Masih ingat kan di waktu tahun 2018, paus sperma yang ditemukan di perairan Pulau Kapota, Sulawesi Tenggara? Hewan mamalia laut yang terdampar ini ternyata di dalam perutnya ditemukan 5,9 kg sampah plastik yang salah satu jenisnya adalah sampah botol plastik.
Hal yang membuat miris ini, sebisa mungkin #TimeforActionIndonesia. Ya, jangan sampai ada lagi sampah botol plastik sekali pakai terbawa hingga ke laut, maupun siapa saja yang travelling ke sekitaran laut tidak lagi membuang sampah botol plastik sembarangan.
Maka langkah mengantisipasinya, dengan membawa botol minum sendiri untuk bepergian baik itu untuk ke tempat kerja maupun bepergian (hangout). Terlebih lagi di tengah pandemi ini, membawa peralatan pribadi jadi lebih membuat tenang karena dapat mengantisipasi virus maupun kuman.
Peran Kita dalam Mitigasi Perubahan Iklim
Kita sebagai muda mudi generasi bangsa, wajib berperan dalam mitigasi perubahan iklim, karena dari 270juta lebih penduduk Indonesia, sebagian besarnya adalah generasi muda yaitu kalangan Milenial dan Gen Z. Masa depan negeri ini, ada di pundak kita, sebagai pemegang tongkat estafet kemajuan bangsa dan merawat lingkungan.
Apa yang Terjadi Bila Tidak Ada Pencegahan?
Perubahan iklim yang terjadi saat ini memang tidak membuat kita nyaman. Udara terasa engap, panas, dan mudah berkeringat. Keseimbangan lingkungan yang timpang, karena perilaku yang kurang bersahabat terus berkelanjutan, misalnya satu sisi ada yang berupaya bagaimana penghijauan dilakukan, tetapi di sisi lain pencemaran lingkungan masih terjadi.
Padahal perlu bekerjasama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga perubahan iklim dapat diantisipasi, sebab bila pembiaran terus terjadi maka diprediksikan akan berdampak pada (Sumber: Wikipedia):
- Krisis air bersih yang terjadi di Asia Tenggara tahun 2050.
- Kekeringan dan gagal panen.
- Gelombang panas yang terjadi di Eropa serta penyakit yang menyebar demikian cepat.
- Khusus untuk Indonesia, tidak hanya lahan pertanian yang akan rusak sekitar 45%, tetapi juga naiknya air laut yang menyebabkan banyak pulau terendam.
Mitigasi yang berarti upaya dalam mengurangi dampak bencana, masih terbuka untuk kita lakukan. Yuk bergerak dengan langkah positif, diiringi dengan kerjasama semua lapisan masyarakat, maka keniscayaan membuat bumi ini kembali pulih bisa terwujud.
Komitmen Saya sebagai Generasi Muda untuk Bumi Ini
Ada banyak cara mitigasi perubahan iklim dapat dilakukan. Namun menurut saya, kontribusi perlu dilakukan melalui hobi kecil seperti mengoleksi botol minum ini, yang bisa memberikan dampak positif #UntukmuBumiku.
Psst.., momennya pas juga kan sebentar lagi kita merayakan Hari Sumpah Pemuda yang ke-93. Ini juga jadi pengingat diri untuk konsisten antara hobi dan merawat bumi.
[Baca Juga: Kaleidoskop Tulisan Sumber Daya Alam 2019]
Para pemuda yang memajukan bangsa ini, karena itulah secepat mungkin usaha maksimal melestarikan lingkungan ini harus dilakukan oleh generasi muda.
Yuk #MudaMudiBumi kamu juga turut berperan agar di hari tua kita nanti, bumi ini tetap dalam keadaan sehat. Dengan begitu generasi selanjutnya juga dapat mengikuti langkah kita dalam melestarikan lingkungan. Bagaimana, kamu siap tidak?
55 komentar
Kesadaran masyarakat akan penggunaan botol minum isi ulang masih kurang, bahkan banyak yg justru belum mengetahuinya
Melihat kiprah orang-orang seperti kak fenni, saya jadi teringat sebuah kisah seekor semut yang dibuly seekor burung karena membawa air untuk memadamkan api.
Lanjutkan, kak! insyaAllah menjadi manfaat yang baiik.
Salam hangat. :)
Sekarang setelah menikah, kebiasaan membawa tumbler ini juga kuajarkan ke anak, alhamdulilah dia nyaman dengan kebiasaan ini
Kalau sudah kebiasaan bawa botol minum sendiri tuh, kalau pas buru-buru berangkat dan kelupaan, duh rasanya sedih banget.
rasanya berdosa banget kalo nyampah padahal ada alternatif lain
walau orang sekeliling banyak yang lihat saya sebagai "orang" aneh :D :D
Kalau di sini, botol minum dibuat orakarya sama si kakak, tapi juga jarang sih kali minum pakai botol, selalunya bawa tumbler dari rumah :)
Btw aku juga suka koleksi tumbler, dan byk yg sudah diadopsi oleh adik ipar plus ponakan2. Haha.
Salam,
Alaika Abdullah
Kadang memang masih suka dipandang aneh sama orang2 sekitar.
Tapi perubahan iklim sudah semakin meresahkan, kebiasaan baik yang nampak kecil ini harus ditularkan terus.
Masalahnya adalah saat isinya habis. Mengisi kembali tuh harus beli dulu. Nah packaging dari beli nya itu tuh yang masih harus membuang sampah plastik.
Yah tapi setidaknya ada semangat untuk mengeliminasi/mengurangi sampah plastik ya.
daku juga "peminum berat" :D Ke mana mana kudu banget bawa tumbler.
supaya bumi makin lestari ye kaaannn
Jadi waktu kecil tuh, saya kan dibawain botol minum kalau sekolah. Nggak tahu pengasuh saya nutup botolnya kurang rapet atau apa, jadinya isinya tumpah dan membanjiri tas. Buku-buku saya jadi basah, saya jadi malu sama teman.
Pengalaman itu membekas sampai sekarang, sehingga sampai sekarang saya malu banget bawa botol minum karena saya nggak tahu cara bedain botol yang bisa ditutup sampai rapat atau masih ada yang tutupnya rawan bocor.
rasanya berdosa kalo nyampah padahal bisa bawa tumbler minum ya?
cara yang mudah, apalagi sekarang banyak tumbler aneka warna dan bentuk
Alhamdulillah sudah melakukan hal kecil, semoga saja bisa berkontibusi buat bumi tercinta kita, agar kelak masih bisa dinikmati aman oleh anak dan cucu kita.
Tapi skrg kalau keluar rumah aku malah merasa bawa botol aja kurang. Karena biasanya suka pengen jajan gt, jd sambil bawa wadah jg
Ternyata jdi langkah kecil kontribusi utk bumi
apalagi saya tu orangnya gampang haus
jadi mesti minumnya sering
membawa tumbler menjadi langkah kecil yg berdampak ya mbak untuk mitigasi perubahan iklim
Btw ngenes amat yak acara ga ada minum huhu.
ya karean idtempat kerjaku dulu ada yg jualan dg bayar diansur kadang dijadikan hadiah.
aku sendiri juga lebih nyaman pakai tumbler dan bawa air minum sendiri dan alhamdulillah ditiru sama si anak wedokku seneng rasanya