Jelang akhir tahun nih gaess, bagaimana roman-romannya kondisi finansial kamu, hehe. Berharapnya bukan roman pichisan dong ya, dimana membuat merana dan tersedu-sedu, terlebih lagi bila bertepuk sebelah kaki, uuh bikin jleb. Semoga tidak sampai lebay seperti ungkapan tersebut ya, hehe. Harus semangat dan optimis bisa lebih baik dari tahun sebelumnya.
Bisakah Pos Tabungan Tergeser?
Berkaca dengan kondisi saat ini, pengaruh dari si virus covid-19 yang perlahan mulai ada perbaikan dengan melandainya laju penyebaran. Ini pun bisa kita lihat dari mal-mal dan tempat wisata yang sudah dibuka, belajar tatap muka yang sudah dimulai, meski memang masih membatasi jumlah pengunjung.
Dari situ, tetap konsisten jaga kunci kelola keuangan di tengah pandemi, sehingga pos-pos tabungan tidak ada yang tergeser.
Eh tergeser maksudnya apa tuh?
Haha, tergeser di sini bukan bahasa ilmiah ya, tapi ala-ala Fenni Bungsu.
Maknanya adalah misalnya berawal ada 6 pos yang dikelola terus jadi 4 pos. Ini bisa saja gara-gara lihat diskonan apalagi jelang harbolnas (haddeh…, iya apa iya hahah..), atau karena memang belum konsistennya mengatur pos-pos tabungan.
Kalau saya tergeser sih nggak, cuma belum bertambah itu iya, wkwkwk (jujur banget). Padahal sih sebagai generasi muda harus pandai-pandai dalam tata kelola keuangan. Misalnya punya trik sendiri cara generasi milenial bisa belanja lebih hemat. Jadi antara pos tabungan dan pos buat membahagiakan diri, gak sampai tergerus.
Lifestyle Jaman Now dan Ekonomi Digital
Lantas apakah memang ekonomi digital memengaruhi lifestyle jaman now? Menurut saya, tergantung dari si orangnya sendiri. Bila dia dapat menjadikan ekonomi digital dengan bijak, tidak melulu ada diskonan jadi kalap mata, atau memang membeli sesuai yang dibutuhkan, maka bisa dikatakan sudah mampu menjaga pos keuangannya dengan baik.
Sisi baiknya membicarakan lifestyle jaman now yang bijak dalam hal keuangan, yaitu bagaimana dia dapat:
- Memanfaatkannya untuk hal yang bermanfaat misal bersedekah, infak, wakaf.
- Paham akan ekonomi digital dan cara menjaganya, sehingga meminimalisir dan menghindari terjadinya skimming atau penipuan online.
- Ekonomi digital memang sangat membantu keadaan seperti ini. Pembayaran dengan cashless, tinggal tunggu di rumah, ada potongan harga, dan bahkan gratis ongkir.
Dengan ekonomi digital, tanpa disadari kita pun turut mendukung para usaha kecil dan mikro untuk bangkit. Dan membantu juga perekonomian kembali stabil, sekaligus cinta bangga dan paham terhadap rupiah.
Pasalnya melalui rasa cinta, paham, dan bangga terhadap Rupiah, kita juga turut menjaga martabat bangsa. Makin melek transaksi digital, demi terciptanya perekonomian lebih maju.
Tenangkan Diri Saat Menerima Bonus ataupun THR
Sudah keren semuanya, ada lagi nih yang perlu diperhatikan pas dapat bonus jangan sampai kalap ya, terutama hati-hati terhadap THR (Tunjangan Hari Raya) dan Bonus akhir tahun.
Widihhh, kenapa sama si THR kudu waspada, kan masih lama juga tahun depan? Apalagi bonus kan biasanya akhir tahun nih, masa iya mau ditahan? Bukannya harus bahagia gitu, karena kan banyak dapat uang?
Justru sedang lagi banyak uang itulah, kudu sabar dan tenang, hehe. Bisa saja karena melihat nominalnya, langsung deh:
- ingin belanja ke sana dan ini.. itu…
- kangen traveling ke situ, beli tiket ah…
- mau makan di sana…
Jadi seperti layaknya “balas dendam”, karena sudah nyaris 2 tahun gak bisa kemana-mana selama pandemi, wishlist pun dibuat makin panjang. Nah ini yang sedapatnya kita bisa menahan diri saat pemasukan dana berlebih.
Rindu pasti banget, dan rasa kangen itu bukan hanya kamu saja. Iya, tidak kamu doang. Semuanya pun merasakan juga. Maka, penting bagi kita menyiapkan fisik, mental, dan kestabilan finansial. Ini memungkinkan kita akan memasuki fase baru, yaitu berdampingan dengan virus covid-19 dalam setiap kondisi. Sudah siap?
43 komentar
btw aku ngakak fenni...bagian ga mundur iya cuma ga nambah nambah hahah...sama sih ini mah
Duh kangen THR, dulu kalau belum cair THR, udah siap deh semua plan mau diginiiin gituin.
Giliran udah cair, dikekepin, sayang buat dikeluarkan hahaha.
Dan bener tuh, kangen banget 2 tahunan ga bisa traveling, tapi wajib dikontrol :)
Selama pandemi bukannya berhemat, sering berada di rumah malah sering pesan Gofood 🙂 Pas udah ga PPKM auto mau loncat Travelling.. ibaratnya, duit cuma bilang "punten" ke kita abis gajian, duh.
Semoga lebih bisa kontrol diri lagi, biar bersiap untuk menghadapi pasca pandemi ini, ya.
cuma mau nyekar makam alm ibunda di Sukabumi
dan nengok bulik (adiknya alm ibunda) yang lagi sakit kanker di jogja
udah itu aja :D
Semoga dalam situasi pandemi yang sudah mulai membaik, finansial juga kembali stabil ya. Tapi tetap tahan diri.
Karena tahu bahwa sangat tak mudah mendapatkan uang makanya disayang-sayang. hihihi. Menabung di tempat khusus dan sekarang merambah ke emas, beli sedikit2 seharga bakso ysng penting rutin
lebih hemat dan cermat lagi
Karena gak pegang uang nyata, jadi belanja semakin nyaman ((baca : hambur-hambuar)), tapi setelah itu tersadar.
Uang berapa aja gakkan cukup kalau diperuntukkan foya-foya.
hihii~
Makanya kembali lagi ke pemahaman "butuh" atau "ingin".
Aku sendiri sebenarnya tidaklah pandai menabung. Tapi aku bukan yang tipe yang suka shopping. Jadi insya Allah saat suami terima bonus, bonusnya tidak kami pakai dengan foya2, atau belanja sana sini.