Jelas kalimat di atas mengarah pada uang kertas Rp 100.000, yang terdapat gambar tokoh proklamator kita, Bung Karno dan Bung Hatta. Tak dapat dimungkiri, senyum mengembang langsung terpampang nyata kala kita mendapat uang Rupiah berwarna merah tersebut. Namun, apakah ada rasa cinta, bangga, dan paham yang tampak terhadap si Rupiah?
“Jangan pernah melupakan sejarah. Ini akan membuat dan mengubah siapa diri kita,” – Ir. Soekarno.
Kutipan dari presiden pertama negeri ini, menyiratkan agar kita tak melupakan sejarah, terutama untuk kita-kita generasi muda yang saat perjuangan kemerdekaan bangsa ini tercipta, tidak merasakannya secara langsung. Timbulkan rasa bangga, paham, dan cinta dari semangat para pejuang bangsa harus tertanam kuat dalam diri. Jika cinta pada kekasih saja kita bisa ungkapkan dengan bangga karena paham tentang dia luar dalam, masa untuk cinta, bangga, dan paham pada bangsa ini nggak bisa? Ye kan, heheh.
Oleh karena itu, kebahagiaan saat melihat si Rp 100.000 bukan hanya
karena nominalnya yang terbesar, dan warnanya yang membuat rona di pipi saja,
tetapi juga bangga menggunakannya sebagai alat tukar resmi di seluruh wilayah
Indonesia yang bernama, Rupiah.
Apa Itu Cinta, Bangga, dan Paham
Rupiah?
Kalau sudah cinta, bangga dan paham, tidak akan selingkuh melirik yang lain. Hubungan ini juga berlaku bukan pada antarmanusia saja, melainkan juga terhadap mata uang yang sah kita gunakan di negeri ini. Biar makin mantap dengan alat transaksi ini, kita kenalan sejenak dengan Rupiah.
Berkenalan
dengan Rupiah
Masuknya budaya India pada masa kerajaan Hindu-Budha di Nusantara,
memberi pengaruh besar pada penamaan mata uang kita, yang berasal dari kata Rupiya, berarti perak. Perkembangan
waktu yang berjalan, nama tersebut belum digunakan pada awal kemerdekaan
Indonesia, tetapi penyebutan mata uang saat itu adalah ORI. Baru kemudian pada
tahun 1949 menggunakan kata Rupiah.
Seri uang Rupiah yang diterbitkan memuat kisah perjuangan bangsa dan
keragaman budaya, seperti: seri kebudayaan, seri hewan, seri pekerja tangan,
seri bunga dan burung, dan seri tokoh Nasional (pahlawan). Bisa kita simak pada
nominal Rp 100.000 terdapat Pulau Raja Ampat, tari topeng betawi, bunga anggrek
bulan, dan dua tokoh proklamator, yang bila ditelaah dapat mencerminkan satu
kesatuan yaitu NKRI.
Simbol Kedaulatan bagi Indonesia
Masih ingat Pulau Sipadan dan Ligitan? Berada di Selat Makassar, kedua pulau ini lepas dari NKRI pada tahun 2002, melalui keputusan Mahkamah Internasional, atas pertimbangan minimnya transaksi ekonomi menggunakan uang Rupiah di Sipadan dan Ligitan.
Atas hal itu Bank Indonesia menyosialisasikan program Cinta, Bangga,
dan Paham Rupiah di berbagai tempat, salah satunya di Jambi dengan kerja sama
antara Bank Indonesia Jambi dengan blogger, guna meningkatkan pemahaman tentang
Rupiah sebagai identitas, simbol bangsa ini, dan fungsi Rupiah dalam
perekonomian kepada masyarakat. Rupiah sangat tegas kedudukannya sebagai alat
pembayaran yang sah sebagaimana dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 2011 tentang
Mata Uang. Di samping itu penggunaan uang Rupiah mencerminkan akan kedaulatan
bangsa.
Simbol kedaulatan NKRI dapat kita ketahui melalui: bendera merah putih, penggunaan bahasa Indonesia, lambang negara yaitu burung garuda, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kalau kamu pernah memperhatikan tayangan olahraga, para atlet yang bertanding dapat dikenali sebagai perwakilan dari suatu negara, melalui jersey yang dikenakannya, karena terdapat lambang bendera, atau ketika anthem yang diperdengarkan sebelum/sesudah pertandingan. Dengan begitu mudah bagi kita yang menonton acara tersebut untuk mendukung dan bangga, karena persatuan kuat berkat terdapatnya simbol kedaulatan bangsa.
Makna Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah
Kalau saat melihat simbol bendera merah putih di jersey saja kita sudah langsung cinta, bangga, dan paham, semestinya saat melihat burung garuda yang terdapat pada uang Rupiah baik pecahan kertas maupun koin, juga dapat menimbulkan tiga rasa tersebut. Belajar dari sejarah lepasnya Sipadan dan Ligitan menjadi peran penting bagi Bank Indonesia melalui sosialisasi dan edukasi tentang Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah yang bermakna:
- Cinta Rupiah dalam hal mengenali karakteristik dan desain Rupiah, merawat, dan menjaganya.
- Bangga Rupiah sebagai pemersatu bangsa, alat pembayaran yang sah, dan simbol kedaulatan NKRI.
- Paham Rupiah untuk bijak berbelanja, bertransaksi, dan berhemat.
Antara Bank Indonesia dan Rupiah
Kita sudah tahu bahwa uang Rupiah merupakan alat tukar dalam transaksi ekonomi bagi penduduk yang tinggal di Indonesia. Ke kota atau kabupaten mana pun di wilayah Nusantara ini, kita dapat menggunakan Rupiah untuk melakukan kegiatan ekonomi. Sedangkan Bank Indonesia merupakan bank sentral yang independen menjalankan tugas dan kewenangannya sesuai peraturan perundang-undangan melalui kebijakan moneter yang merupakan salah satu fungsi utama Bank Indonesia, untuk menjaga dan memelihara kestabilan Rupiah.
Pandemi yang belum kunjung berakhir hingga saat ini, menjadi fokus Bank Indonesia dalam hal pemulihan ekonomi, dengan pengembangan UMKM melalui acara dari Bank Indonesia seperti:
- KKI: Karya Kreatif Indonesia
- Gernas: Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
- Gerakan 12 Juta UMKM terhubung QRIS di tahun 2021
- FESyar: Festival Ekonomi Syariah
Keempat kegiatan di atas, tidak hanya membantu UMKM bangkit dan memajukan perekonomian bangsa, tetapi juga mengajak masyarakat bertransaksi menggunakan uang Rupiah. Hal tersebut harus terus digalakkan, agar menginspirasi semua pihak terutama generasi muda zaman now untuk turut andil menjaga uang Rupiah.
Peran Generasi Muda terhadap Rupiah
Mengapa kita sebagai generasi muda harus turut berperan dalam menjaga Rupiah? Toh selama ini yang penting bisa membayar sesuai dengan angka yang tertera di mesin kasir, atau nominal di layar ponsel.
Data dari BPS tahun 2020 disampaikan bahwa usia penduduk Indonesia
yang terbanyak diduduki generasi milenial (Y) dan Gen Z. Maka sebagai generasi
muda, kita dapat menumbuhkan dan mendukung Rupiah melalui 5 Trik Tumbuhkan
Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah sebagai berikut:
Transaksi
Ekonomi dengan Rupiah
Transaksi jual beli menggunakan uang Rupiah, dapat kita lakukan secara tunai maupun nontunai. Bila transaksi dilakukan secara tunai, kita perlu mengenali keaslian uang Rupiah dengan 3D (Dilihat, Diraba, dan Diterawang). Sedangkan untuk transaksi secara nontunai, perlu untuk waspada terhadap skimming dengan ganti password secara berkala dan aktifkan kode OTP/autentikasi dua arah.
Tebalkan
Tabungan Hari Tua bersama Rupiah
Selagi masih muda, kita dapat menebalkan tabungan untuk hari tua nanti dengan berinvestasi, menabung, maupun berdeposito menggunakan Rupiah, untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, agar tetap kuat menghadapi terpaan kurs (mata uang negara lain).
Belanja
dengan Rupiah Sambil Dukung UMKM
Pandemi Covid-19 masih enggan beranjak dari bumi ini, memang membuat banyak yang gigit jari. Dukungan kita dengan berbelanja produk lokal UMKM menggunakan Rupiah, dapat membantu agar produk dalam negeri tetap eksis menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.
Rawat dan
Bijak Menggunakan Rupiah
Merawat pecahan uang kertas dengan tidak melipat, tidak mencoretnya, jangan distaples, jangan diremas, dan tidak mencuci/membasahi dengan air. Sedangkan untuk pecahan uang koin dapat menggunakannya secara bijak, karena meski nilainya kecil, tetapi memiliki manfaat yang besar (terutama buat kamu yang biasa belanja ke minimarket maupun supermarket, pasti paham deh, hehe).
Ingat Akan Sejarahmu!
Kita tidak akan bisa lepas dari yang namanya sejarah, karena kita bagian dari itu. Lahir dan dibesarkan di NKRI, maka menjaga Rupiah merupakan tugas kita, yang berarti menjaga simbol kedaulatan Negara.
Tak perlu angkat senjata seperti pada saat mempertahankan kemerdekaan
untuk menjaga Negara ini tetap berdaulat. Dengan kebulatan tekad dan tumbuhkan
rasa Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah inilah yang harus kita lakukan. Sebab pada
generasi muda, tonggak bangsa dapat terus dipertahankan. Kuy kita waspada untuk jaga finansial kita yaitu Rupiah, untuk mengukir sejarah bangsa nan indah.
Sumber materi:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Rupiah
- www.bi.go.id
- Slide presentasi milik Bank Indonesia Jambi
40 komentar
karena kan, sekarang banyak yg justru menganggap remeh mata uang negara sendiri
ini kudu diedukasi terus-menerus, sih
Di daerah-daerah kayak gini nih yang mungkin perlu sosialisasi lebih massif pada program cinta rupiah ini
Selagi masih muda kudu banyakin nabung rupiah buat hari tua
Dan juga yuk, berbelanja dengan rupiah mendukung UMKM indonesia.
biarlah disebut kudet dan kuno karena ogah pakai dolar :D :D
Karena di dalam negeri otomatis transaksi akan selalu menggunakan rupiah. Jadi cinta nggak cinta akan selalu dipakai karena butuh. Hehe
ayo pakai rupiah!
kita harus berusaha agar rupiah berjaya dan tidak jatuh ke jurang krisis karena nggak paham
sejak dollar masih murah, saya menolak sewaktu diiming imingi menabung/deposito dolar
lha mata uang negara saya kan rupiah, bukan dollar ^^
Saya cinta Indonesia masih selalu bangga dengan mata uang sendiri, tukar mata uang pas memang saat pergi ke luar negeri aja.
Berkat artikel ini, jadi nyadar diri untuk paham makna dibalik seri gambar rupiah.
Thx Mb Fenni.
kalau ada pecahan/nominal terbaru pasti selalu diburu ya.. btw, saya masih penasaran dengan uang Rp 75.000 itu, belum punya soalnya :D
Belakangan pun aku mulai mengenalkan QRIS ini kepada orangtua. Mana tau mau coba juga belanja tanpa uang cash jadi mengurangi kontak dengan orang lain.
aku cinta rupiah dong, hehehe suka sama uang yang indonesia punya diambil dari keanekaragaman Indonesia sendiri