"Kemajuan teknologi didasarkan bagaimana membuatnya cocok sehingga Anda tidak benar-benar menyadarinya hingga menjadi bagian keseharian dalam hidup," ~ Bill Gates.
Kemajuan teknologi memang tidak bisa kita tampik kedatangannya. Perkembangannya yang demikian pesat dan mudah diterima masyarakat berkat kecepatan dan efisiensi menjadi faktor pendukungnya. Oleh karena itu wajar saja bila di segala bidang menerapkan serba digitalisasi.
Seperti suatu waktu di tahun 2019 saya bepergian bersama-sama tiga teman meliput suatu acara. Dalam perjalanannya untuk lebih hemat kami pun patungan naik taksi daring, melalui aplikasi menggunakan akun milik teman saya, sebutlah dia Emma. Awalnya kami patungan sekadar mencukupi argo yang tertera sebelum pemesanan. Kami sepakat untuk membagi empat dari total biaya tersebut, dan lanjut berangkat. Saya dan dua teman lainnya memberikan uang tunai kepada Emma. Lalu Emma melengkapi jumlahnya.
Sesampainya di lokasi, dan selesai pembayaran ternyata kami mendapatkan diskon yang lumayan. Jadilah Emma berniat untuk mengembalikan patungan tersebut kepada 3 temannya yang lain (termasuk saya). Sebab Emma tidak memiliki uang tunai yang cukup dibagikan kepada kami, ia pun mentransfer kelebihan dana tersebut kepada kami melalui dompet digital.
Dari pengalaman tersebut, quotes yang disampaikan oleh Bill Gates ada benarnya. Perasaan tidak biasa karena belum beradaptasi dengan dunia digital memang akan terasa aneh, dan enggan untuk mencoba. Namun pembiasaan yang dilakukan sehari-hari mulailah timbul rasa kecocokan, bahwa ternyata dengan digitalisasi memberikan solusi yang dihadapi. Kita tidak menyadari teknologi telah masuk dalam keseharian kita seperti mengantarkan ke tempat tujuan, mengirimkan paket, membeli kebutuhan pokok, membeli produk asuransi, bayar iuran bulanan, bahkan mentransfer kelebihan dana sekalipun yang memungkinkan nilainya tidak besar, semua bisa dilakukan lewat pembayaran digital.
Antara Ekonomi, UKM, dan Pandemi
Pantas saja bila pengguna smartphone dan internet terus meningkat. Data dari APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) disampaikan bahwa jumlahnya di kuartal II tahun 2020 naik menjadi 73,7% dari populasi Indonesia atau nyaris mendekati 200 juta pengguna. Bukan itu saja, data yang dicatat oleh Bank Indonesia bahwa di kuartal ketiga tahun 2020 transaksi e-commerce mencapai 70 Triliun dengan peningkatan 40%.
Dari kedua data di atas dapat disimpulkan bahwa:
- Pengguna internet di Indonesia sudah hampir merambah ke seluruh wilayah baik di perkotaan hingga ke pedesaan.
- Dalam menggunakan internet masyarakat juga melakukan pembelian barang-barang kebutuhan secara online.
- UMKM/UKM selaku seller yang memanfaatkan e-commerce sudah banyak yang melek digital.
Dengan pemahaman akan digitalisasi maka untuk memajukan perekonomian bangsa bukan hal yang tidak mungkin, sebab memang digitalisasi di bidang ekonomi turut mendukung Gerakan Nasional Non Tunai sekaligus mengantisipasi penyebaran virus dan kuman yang bisa ditularkan melalui uang tunai. Terlebih di masa pandemi seperti saat ini.
Ya, bisa dikatakan saat ini PSBB sedang dilakukan di berbagai tempat, sehingga mendorong kita tidak hanya melakukan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir, menggunakan masker, menjauhi kerumunan dan menjaga jarak, tetapi juga menggunakan pembayaran digital sebagai transaksi keuangan. Dampaknya tidak hanya memungkinkan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 saja, tetapi juga dapat memajukan UMK karena pembayaran digital (cashless society) memberikan dampak positif contohnya:
- Transaksi tercatat/terekam dengan rapi, sehingga untuk administrasi keuangan dapat mudah diketahui.
- Pangsa pasar bisa meluas lagi, karena banyak calon pembeli yang mengetahui melalui jaringan internet.
- Mempercepat akselerasi ekonomi.
- Penyerahan uangnya semakin cepat sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi.
[Baca Juga: 6 Kunci Kelola Keuangan di Masa Pandemi]
Apa Itu Ekosistem Digital?
Oleh karena itu, ekonomi digital Negara kita dapat terus tumbuh melalui dukungan dari berbagai pihak sehingga membentuk suatu ekosistem yang bekerjasama. Bila dapat saya simpulkan ekosistem digital itu merupakan suatu sinergi yang dilakukan untuk digitalisasi sebuah bidang demi terciptanya kebersamaan yang satu sama lain dapat mendukung. Sebab pembahasan di sini adalah bidang finansial, maka perlunya dukungan berupa kolaborasi antar pihak untuk percepatan ekonomi dan kemajuan bersama yang lebih kekinian dengan memanfaatkan teknologi.
[Baca Juga: Penundaan Angsuran Kredit Pembiayaan Ultra Mikro]
Dalam perkembangannya, di Negara kita sendiri memang belum sepenuhnya digitalisasi ekonomi dinikmati oleh semua masyarakat, karena masih perlu untuk melakukan peningkatan agar ekonomi digital ini bisa menyeluruh diterima di semua tempat, berupa peningkatan pada:
1. Pemerataan Listrik = Meluasnya Jaringan Internet
Disampaikan di atas bahwa sudah hampir 200 juta pengguna menggunakan internet. Ini berarti masih ada lebih dari 70 juta pengguna yang belum merasakannya, karena terkendala teknologi, jaringan, dan broadband yang kurang mendukung. Artinya belum merata hingga ke semua daerah terutama wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Di sinilah perlunya untuk meningkatkan lagi jaringan internet yang stabil melalui kesiapan pemerataan listrik. Pasalnya masih terdapat wilayah di Indonesia yang belum terpenuhi kebutuhan listrik. Kendala geografis kita yang unik, sehingga akan berpengaruh juga dengan pembangunan broadband internet.
2. Sosialisasi Regulasi Untuk Kenyamanan Masyarakat
Regulasi yang mendukung dari dua peran pokok utama di bidang keuangan yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Bank Indonesia selaku bank sentral yang beberapa kewenangannya adalah membuat kebijakan moneter, dan mengatur sistem pembayaran. Sedangkan Otoritas Jasa Keuangan yang salah satu kewenangannya adalah menetapkan peraturan perundang-undangan pada sektor jasa keuangan.
Peran penting kedua lembaga tersebut, sangat perlu untuk terus mensosialisasikan regulasi kepada masyarakat apalagi dengan cara yang kekinian, misalnya melalui akun media sosial instagram, dengan tampilan eye-catching, bukan dengan bahasa yang kaku, ilustrasi yang mengena dapat memudahkan masyarakat awam untuk memahami bagaimana cara bertransaksi yang aman secara digital.
[Baca Juga: 3 Reason Why You Have to Run A Business]
3. Kolaborasi Pelaku Usaha dan Penyedia Layanan Dompet Digital yang Memberikan Solusi Cerdas
PJSP (Penyedia Jasa Sistem Pembayaran) yang menaungi layanan dompet digital harus terus berinovasi dengan layanan fitur yang inovatif, sistem keamanan yang mumpuni, dan tak lupa sudah menggunakan QRIS. Selain layanan dompet digital, pelaku usaha memiliki peran penting dalam menghadirkan produk sebagai solusi kebutuhan untuk pelanggannya, dengan didukung metode pembayaran yang universal, gampang, untung dan langsung.
Sebagai contohnya pelaku usaha A mempunyai ragam produk yang setiap dicari oleh calon pembeli pasti ada. Nah pelaku usaha tersebut ternyata menerapkan sistem QRIS sehingga transaksi lebih cepat dilakukan. Dalam ilustrasi lainnya, misalnya B dia baru saja menerima gaji pertamanya yang dibayarkan melalui dompet digital. Atas hal tersebut, dia ingin menyedekahkan sebagian dari gajinya melalui lembaga penerima zakat dan sedekah.
Syukurlah hal tersebut lancar dilakukan karena lembaga tersebut menerima pembayaran melalui e-wallet. Oleh karena itu kolaborasi berbagai pihak misalnya e-commerce, UMKM, lembaga zakat, dengan layanan dompet digital akan memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi dengan cepat, sehingga ekosistem ekonomi digital dapat selaras tercipta.
Trik Untuk Memanfaatkan Transaksi Digital
Seperti pengalaman yang sudah saya ceritakan, layanan dompet digital memberikan solusi bagi saya selaku generasi milenial untuk memanfaatkan transaksi digital hanya melalui smartphone saja dengan QRIS, yang siapa sangka telah digunakan lebih dari 5 juta merchant.
Namun begitu harus didukung pula melalui edukasi dengan literasi keuangan yang menyasar kepada dua generasi utama saat ini yaitu milenial dan Gen Z, mengingat keduanya mendominasi pengguna internet terbanyak. Saya tidak dapat menampik hal tersebut, karena sebagai generasi milenial memang merasakan bahwa internet dan gadget adalah ibarat teman yang senantiasa ada di dekat saya.
[Baca Juga: Pilihan Broker untuk Investasi Aset Kripto]
Oleh karenanya, selain berselancar di dunia maya mencari informasi berita, terkadang juga suka mampir untuk berbelanja baik di e-commerce maupun online shop. Apalagi saat melihat saldo di e-wallet membawa pikiran untuk selalu membelanjakannya (Pengalaman saya pribadi, eh). Di sinilah pemanfaatan transaksi digital harus dilakukan juga dengan bijak agar tidak boncos di kemudian hari melalui trik sebagai berikut:
- Siapkan pos-pos keuangan misalnya untuk kebutuhan sehari-hari, traveling, tabungan/investasi, donasi, dan dana darurat.
- Belilah barang yang dibutuhkan bukan karena keinginan atau ingin tampil up-to date.
- Manfaatkan promo atau cashback agar lebih hemat.
- Gali terus informasi tentang transaksi digital di situs maupun media sosial terpercaya yang akurat, dan bebas hoax.
- Jangan memberikan kode OTP kepada siapapun, terlebih bahwa ternyata tidak sedang mengganti perangkat atau pasword.
- Berhati-hati saat menerima layanan pesan singkat maupun panggilan telepon yang menyatakan bahwa ada yang lupa pasword atau salah kirim kode PIN.
- Bila mendapat pesan singkat yang mengganggu semisal menang undian yang diminta untuk mentransfer sejumlah uang, bisa untuk melaporkan langsung ke OJK.
- Gunakan autentifikasi dua faktor untuk menjaga keamanan gadget yang terdapat aplikasi pembayaran.
- Hapalkan password yang dimiliki atau dicatat dan simpan dengan baik, sehingga saat nanti hendak berganti perangkat tidak kerepotan karena lupa.
- Bila ingin berganti perangkat gadget, maka sign out aplikasi pembayaran dari gadget lama lalu clear data dan cache, kemudian uninstall aplikasi. Baru kemudian install kembali aplikasi pembayaran tersebut di gadget yang baru.
Dengan lebih melek akan transaksi digital maka pemanfaatannya dapat disesuaikan kebutuhan, membantu untuk memajukan perekonomian, serta dapat mengantisipasi dan mencegah kejahatan cyber yang tidak bisa diterka datangnya. Sebab memang dengan transaksi digital ini sudah menjadi bagian dari kehidupan kita, dari situlah dimanfaatkan untuk hal yang positif sehingga membuka celah pula untuk semangat menabung sebagai investasi masa depan. Jadi gali terus literasi keuangan digital dengan baik agar perekonomian kita makin maju berkembang, dan jangan takut untuk transaksi secara daring karena kita sudah memiliki bekal makin melek dengan digital keuangan.
38 komentar
Ini yang bikin nyaman bertransaksi digital.
apalagi sekarang ada QRIS, makin mantab jiwa!
ketinggalan dompetpun ngga papa karena bayar transportasi (termasuk bus dan angkot) menggunkan QRIS
Sekarang saya punya beberapa e-wallet, selain menyulitkan juga menghabiskan uang gak perlu
Dari e-wallet A pindah ke B harus lewat bank, terkena charge, duh ribet
Tapii, tetep dibutuhkan disiplin dan sikap bijak dalam mengelola keuangan
tapi memang kita harus selalu waspada, krn cyber crime menanti dimana mana
Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, kita pun harus bisa meningkatkan pengetahuan yang bertambah segaris lurus dengan kondisi yang ada. Melek teknologi lah setidaknya.
selain praktis, biasanya juga banyak promo menarik ya mbak
Misalnya dulu saya kalau mau bayar listrik, harus ke PLN atau loket rekanan. Sekarang lewat hape, selonjoran di rumah, selesai. Begitu juga pas beli sesuatu online. tidak perlu ke ATM lagi. Bayar dari dompet digital saja, semua beres hehehe.
sedikit sih di antara 250 juta menurut aku
namun semoga kita dapat memanfaatkan teknologi internet dengan sebaik-baiknya
Setuju banget.
Kemajuan teknologi itu memang harus dibuat cocok dengan kebituhan manusia. Sehingga tanpa sadar, membuat kita kecanduan