Pagi ceria di hari kedua bulan September 2020.
Sudah berapa kalimat yang telah kamu tuliskan dari semenjak bangun tidur hingga
membaca artikel saya ini? Mungkin sudah banyak, sedikit,
mungkin juga belum karena nggak kenal si pembuat artikel ini hehe.
Memangnya penting ya menuliskan sesuatu dari semenjak bangun
tidur hingga kembali lagi tidur? Lagi pula buat apa sih menulis, orang nggak
penting kok?
Apa alasan menulis, wong
dari pagi sudah capek dengan urusan domestik dalam negeri (baca: rumah tangga
buat para emak-emak), persiapan mau berangkat kerja - mau sekolah, eh malah
harus disusahkan pula dengan memikirkan sebuah tulisan.
Mukaddimah Alasan Menulis Blog
Dari beberapa pertanyaan di atas mungkin nggak
penting untuk dicarikan jawabannya, bahkan buat apa pula mencari jawabannya,
dari sebuah tulisan. Namun karena saya orang baik nan bertanggung jawab (Ikhlas
kok, hehe), akan memberikan jawabannya, apalagi kepada kamu yang telah
meluangkan waktu membaca artikel blog ini.
Sebelum itu, kita cari tahu dulu
kenapa kamu mampir dan membaca blog saya. Di sini ada beberapa kemungkinannya,
- Sedang blogwalking alias jalan-jalan karena sesama blogger yang kebetulan ketemu dengan blog Fenni Bungsu.
- Share dari media sosial, sehingga nggak sengaja ke klik melihat thumbnail-nya.
- Pencarian google, pas di scroll ketemu link blognya Fenni Bungsu. Jadilah ke klik dan baca tulisannya.
- Ada yang share di WA Group (tapi bukan spam kok, haha), penasaran sama judulnya, ya udah di klik dan baca blognya.
Empat kemungkinan tersebut membangkitkan rasa
bahwa selama ini dengan menulis di blog dapat mengantarkan siapa saja untuk
berkunjung ke blog saya.
Blog bagi saya sebagai media membagikan kisah,
pengalaman, dan informasi ternyata dapat memberikan manfaat kepada yang
membacanya yaitu terhibur dengan kisah saya, dan membantu menemukan solusi. Oleh karena itu untuk menguatkan alasan menulis saya harus menambah
skill dalam hal kepenulisan apalagi medianya ini adalah blog.
Pasalnya, sebelum terjun sebagai penulis di
blog, saya lebih dahulu kenal dengan media buku yang diterbitkan yaitu menulis
fiksi. Beberapa kali masuk menjadi kontributor event menulis sehingga memiliki buku antologi, membuka mata saya bahwa menulis
fiksi dengan tulisan non fiksi di blog sangat jauh berbeda, terutama dalam hal gaya
kepenulisan dan medianya.
Kalau menulis buku untuk diterbitkan sudah ada penerbit dan editor yang menanganinya. Sedangkan menulis di blog, ya kitanya sendiri yang mengurus. Media blog ini nih yang pas di awal-awal ingin menulis membuat saya sempat galau. Maklum, blogger newbie yang terjunnya otodidak, bermodalkan browsing di internet. Saya harus otak-atik perintilan di blog, harus rajin belajar. Nggak mudah menjadi seorang blogger, karena dunia blogging ini terus berkembang.
Kalau menulis buku untuk diterbitkan sudah ada penerbit dan editor yang menanganinya. Sedangkan menulis di blog, ya kitanya sendiri yang mengurus. Media blog ini nih yang pas di awal-awal ingin menulis membuat saya sempat galau. Maklum, blogger newbie yang terjunnya otodidak, bermodalkan browsing di internet. Saya harus otak-atik perintilan di blog, harus rajin belajar. Nggak mudah menjadi seorang blogger, karena dunia blogging ini terus berkembang.
[Baca Juga Yuk: 5 Kanal Blog yang Asik untuk Dibaca]
Makin Kuat Alasan Menulis Blog dengan Ini
Perkembangan itulah yang mengantarkan saya
mengenal komunitas blogger dan para bloggernya. Dari menjadi blogger bukan
hanya kesempatan menikmati hidangan lezat, uang yang melesat, hadiah yang
berlipat-lipat, tetapi juga pengetahuan dan pengalaman bermanfaat. Jadilah
skill menulis di blog harus ditingkatkan, terlebih lagi bila ingin mendapatkan tambahan
yang didapat, misalnya menang lomba blog. Alhamdulillah mendapat kesempatan
belajar yang saya peroleh melalui Kelas Growth Blogger yang diasuh oleh Mbak
Monica Anggen, Mas Irwin Andrianto, Mas Punto Wicaksono (akrabnya dipanggil mas
Pewe).
Di hari pertama Kelas Growth Blogger, Mbak
Monica Anggen memberikan materi yang menghentak kalbu, tentang alasan menulis. Jadi
ingat waktu jumpa pertama kali saya dengan Mbak Mon ketika mengikuti acara yang
kebetulan beliau adalah PIC-nya. Saat itu di Toko Buku Gramedia Matraman untuk peluncuran
buku De Gia, Malaikat Kecil Itu. Lalu pernah satu acara pula, dimana beliau sebagai narasumbernya tentang
kepenulisan. Kalau pas liputan blogger, malah jarang bersua, haha. Seingat saya
baru sekali sih.
Wanita tangguh yang telah menelurkan banyak buku
best seller ini menyampaikan bahwa motivasi
menulis itu harus dikuatkan, maunya apa, karena apa. Sebab ini akan
berpengaruh, jika suatu saat kita mengalami hal yang kurang menyenangkan. Kalau saya ibaratkan namanya hidup itu kan
seperti roda pedati, kadang di atas, besoknya di bawah. Begitupula dengan
menulis, adakalanya SemangatCiee, tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk stuck in a moment.
Alasan menulis harus kita kuatkan lagi dalam
diri. Bila memang karena uang, berapapun besar atau kecilnya jangan lupa untuk
mensyukuri rezeki yang telah didapat. Jangan karena bayarannya kecil lalu
menjadi abai tulisannya alias kurang mendapat nyawa tulisannya, tetapi saat
bayarannya besar atau karena untuk lomba, tulisannya bisa bagus. Selain itu
jika alasan menulis karena ingin berbagi, maka harus konsisten. Tidak terganggu
dengan memikirkan hasil. Jadi kuatkan motivasinya karena apa, agar selalu ada
tujuan apa alasan menulis.
Baca Juga: Sebuah Kisah tentang Gitar
Kendala saat menulis pasti pernah dirasakan oleh siapa saja, tapi perlu untuk mengantisipasi masalah tersebut. Maka dari itu wanita cantik pemilik
blog Writing Journey Monica Anggen ini, memberikan tips menulis di blog yang saya rangkum sebagai berikut:
- Terapkan what, when, why, who, where, and how. Jadi, Nggak Usah Kebanyakan Teori Deh...! (Eh itu mah bukunya Mbak Mon, hehe).
- Gunakan outline, sehingga tulisan yang kita buat jelas arahnya.
- Perhatikan ejaan bahasa yang digunakan. Kita berpedoman pada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
- Jaga kualitas tulisan dengan jauhi plagiat.
- Bila mengambil referensi tulisan melalui internet, pastikan dulu kebenarannya, dan jangan terpaku pada satu sumber saja.
- Perbanyak diksi dengan banyak membaca. Pengalaman Mbak Mon, dalam satu bulan minimal 7-10 membaca buku.
- Kalau mentok ide menulis, bisa melakukan kegiatan yang menyenangkan misalnya jalan-jalan sambil memerhatikan detail dalam perjalanan, atau nonton film dengan mengamati apa sih maksud film itu dan amanatnya yang tersirat.
- Harus berusaha untuk menghindari duplikat konten, artinya jangan menyalin tulisan, alias menyontek.
- Bila ingin fokus pada satu genre/bidang tulisan alias Niche, maka sebaiknya begitu. Walau tidak menutup kemungkinan bila ingin dengan banyak bidang tetap bisa disesuaikan gaya menulisnya dengan Niche kita.
- Untuk menulis di luar bidang yang kita kuasai, maka cobalah untuk mempelajari dan memahaminya. Tulislah apa yang kita pahami yang dapat didukung dengan referensi terpercaya. Bila tidak sanggup, maka lepaskan tema tersebut, jangan dipaksakan.
- Referensi reportase yang bisa pula didapatkan melalui wawancara dengan narasumber, sedapat mungkin untuk tetap berhati-hati untuk mengutipnya apalagi yang mengarah pada hal yang kontroversi.
11 Trik menulis di blog ini, menjadi penyemangat
untuk menguatkan alasan menulis saya yaitu untuk menyampaikan kisah dan
pengalaman yang bermanfaat kepada para pembaca. Dari pengalaman akan menjadi
hikmah, bisa itu solusi yang mungkin sedang terjadi juga pada yang membacanya,
dan dapat pula menjadi pembelajaran ke depannya. Selain itu penting untuk kita yang
memang ingin fokus dalam menulis di blog haruslah disampaikan dalam keadaan sadar,
paham dengan risiko yang bisa saja muncul melalui yang kita tuliskan. Dari tulisan
pun kita juga dapat mengetahui seperti apa karakter kita yang sebenarnya. Maka tepatlah
bila istri dari Mas Pewe ini menyampaikan bahwa Tulisanmu adalah dirimu.
Kuy mantapkan motivasi kita apa yang menjadi
alasan menulis di blog, di buku, di media sosial, maupun media lainnya. Berikan
motivasi yang positif agar memberikan dampak positif pula kepada yang
membacanya, dan terutama kita yang menuliskannya. Jadi, apa alasan menulis kamu
selama ini guys? Sampaikan di kolom komentar ya.
48 komentar
Saya sendiri punya blog untuk menuangkan sampah dalam pikiran saya. Bisa opini, khayalan, imajinasi atau apapun yang mungkin tak penting untuk pembacanya. Yang penting menyenangkan dan menenangkan diri sendiri dulu. Kalau ada yang baca, puji syukur. Kalau ada yang suka dengan kontennya, bonus buat saya.
Kalau bisa menghasilkan uang dari blog, jadi double bonus. 😊
Apapun hasil yang kita dapat hari ini jangan menjadi alasan untuk berhenti menulis.
Siapa tahu esok hari ada kejutan yang tidak terduga, ada rezeki yang tidak terkira
Salut dengan yang sudah terbiasa menulis buku. Saya belum bisa membayangkan seperti apa pusingnya. Baru biasa membuat artikel kisaran 500-1000 kata ini. Hihi. .semoga tertular juga kepiawaiannya menyusun cerita. Kalau saya motivasi utama saya menulis karena saya suka.
Mba Monica kayaknya harus nambah 1 profesi yaitu MOTIVATOR :)
Tetap semangat menulis ya kak..
seru ini ya bisa ikut kelas mba monic yang ini. banyak ilmu baru yang didapat