Apa
yang terlintas olehmu mengenai mobil listrik? Mungkin seperti saya juga, yaitu
kendaraan dengan bahan bakar lebih ramah lingkungan, lebih irit biaya, sehingga
dapat menjaga kelestarian alam dan tidak menimbulkan polusi. Sebab emisi karbon
dari kendaraan menjadi penyumbang pencemaran udara, sehingga dampaknya menjadi
kurang baik untuk kesehatan kita. Sejenak dapat kita lihat perkembangan
mengenai mobil listrik yang saya ringkas dari Wikipedia yaitu:
Tahun 1970-1980an
Pernah
muncul ketika krisis energi, tetapi masih sedikit yang menyukai mobil listrik.
Tahun 2000-an
Harga minyak sempat
melambung tinggi, dan kesadaran masyarakat terhadap buruknya emisi karbon,
memunculkan minat pada kendaraan listrik. Contoh-contoh merek mobil listrik
yang telah dipasarkan di beberapa Negara yaitu Nissan Leaf, Mia Listrik,
Mitsubishi I MiEV, Tesla Roadster, dan lain-lain.
kolase foto: (atas): kendaraan listrik saat kami melakukan uji coba. (Bawah kiri): narasumber acara FGD (bawah kanan): bagian dalam kendaraan listrik |
Bila
membandingkan antara mobil listrik dengan kendaraan konvensional, memang diakui
masih terdapat kekurangannya, seperti mahalnya harga mobil listrik, dan kecepatan
atau waktu tempuh yang masih kurang. Meski begitu, siapa sangka bahwa kelebihan
dari Mobil Listrik memiliki dampak besar tidak hanya untuk manusia saja,
melainkan juga pada bumi tempat tinggal kita ini, yaitu:
- Asap yang dikeluarkan dari knalpot mobil listrik tidak menghasilkan emisi karbon.
- Hemat sumber daya alam, karena penggerak utama atau bahan bakarnya bukanlah fosil, melainkan baterai lithium.
- Dapat mengurangi ketergantungan terhadap kebutuhan minyak bumi.
Oleh
karena itu banyak harapan yang besar dengan hadirnya mobil listrik, meski tetap
ada hal-hal yang perlu diperhatikan, sebagaimana yang disampaikan oleh Wakil Ketua
Dewan Perwakilan Rakyat RI, Bapak Dr. H. M. Azis Syamsuddin, S.E., S.H., MAF., MH,
Rabu, 12 Februari 2020 di Kantor Pusat LDII, Jakarta yang dapat saya rangkum menjadi
5 poin berikut ini,
- Bila baterai dari mobil listrik ini sudah rusak sehingga tidak dapat digunakan kembali dan menjadi sampah, maka perlu siapkan dimana tempat pembuangannya. Tentunya sampahnya ini berbeda dengan sampah domestik yang sehari-hari kita ketahui. Maka harus dapat dipastikan tempat penampungan dari sampah baterai Lithium yang tidak membahayakan manusia, sehingga dikemudian hari tidak menimbulkan masalah.
- Persiapkan juga Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan ahli baik untuk perakitan mobil, tenaga mekanik, dan sebagainya. Dengan adanya SDM yang andal maka perkembangan mobil listrik bisa terus berkesinambungan.
- Perlu diperhatikan berapa lama jangka waktu/ketahanan baterai lithium yang menjadi sumber bahan bakar mobil listrik.
- Bila dipasarkan ke masyarakat, hendaknya mobil listrik ini bisa mulai digunakan lebih dahulu oleh transportasi publik, bukan mobil umum (kendaraan pribadi).
- Catatan penting yang terakhir yaitu dimana charger station. Sebab perlu dipertimbangkan juga jarak antar stasiun pengisian daya yang satu dan yang lain sehingga pengguna mobil listrik tidak memiliki rasa khawatir dalam perjalanan saat kondisi baterai hampir habis.
Foto Bersama : Bapak Azis Syamsuddin (Wakil Ketua DPR) dengan Bapak Abdullah Syam (Ketua Umum DPP LDII). Dok. Mbak Kiki (Blomil) |
Kendaraan
ramah lingkungan menjadi alasan untuk membantu bumi ini tetap lestari dan
nyaman ditinggali. Pasalnya gas emisi yang dikeluarkan melalui knalpot
kendaraan menjadi salah satu penyumbang polusi udara. Maka dari itu berbagai campaign lingkungan pun disosialisasikan
mengingat, dan inisiasi dari (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) LDII yang
merupakan organisasi kemasyarakatan yang mendapatkan legalitas melalui UU No 16
tahun 2017 ini, amat baik mengadakan acara “FGD : Menyongsong Era Mobil Listrik
Nasional” hari Rabu lalu, sebagai penyemangat kita bahwa mobil listrik bisa
menjadi solusi kendaraan ramah lingkungan.
4 komentar
Secara buat dicas ces cas ces mulu yg bisa ngegerakin sebegitu gedenya mobil apakagi yg kendaraan gede macam bus...penasaran asli
Semoga sih bisa menjadi alternatif jendaraan di kemudian hari y
Lebih baik mobil Listrik berada didaerah pedalaman yang kurangnya sarana angkutan umum. Tetapi harus lengkap dengan pelayanan service dan suku cadang yang memadai.
Dijakarta motor listrik saja sudah banyak problem apa lagi mobil listrik.😊😊