Yuk, Cek List Apakah Sanitasi Sudah Aman di Tempatmu? (Lifestyle) – Mulas, kerap saya rasakan ketika
pagi hari tiba. Masuk ke toilet pun menjadi penawarnya agar tertuntaskan
masalah sakit perut (baca: kewajiban pagi) tersebut.
Bila pada hari sebelumnya
saya makan-makanan yang cukup pedas atau bersantan, maka menunaikan kewajiban
pagi tidak cukup satu kali dilakukan, bisa lebih. Bahkan pernah ketika dalam
perjalanan saya harus berhenti sejenak ke toilet umum maupun toilet di stasiun.
Selama ini memang tidak pernah dipikirkan, akan kemana hasil kewajiban pagi itu berakhir, karena memahami bahwa memiliki tangki septik yang aman.
Namun, mendengar pemberitaan bahwa di daerah Cakung, Jakarta Timur, tangki
septik di rumah salah satu warga meledak saat ingin melakukan pengecekan pasca
pembersihan tangki septik, serta ketika saya mengikuti kegiatan kunjungan
“Kapan Sanitasi Aman?” ternyata perlu juga untuk mengetahui lebih lanjut kemana aliran limbah domestik
dari tangki septik itu berakhir, dan dalam membersihkan tangki septik tidak bisa
sembarangan.
Atas hal itu, saya pun ingin membagikan rangkuman kegiatan tersebut, sebab urusan sanitasi boleh dikatakan tidak bisa dianggap enteng. Sanitasi memiliki pengaruh yang kuat pada kualitas hidup kita. Bila masih belum/tidak atau kurang aman, maka permasalahan kesehatan misalnya terkena penyakit diare, kolera bahkan stunting tidak dapat dielakkan.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2017 disampaikan oleh USAID IUWASH PLUS (USAID Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan Untuk Semua) bahwa sudah 75% sungai di Indonesia tercemar. Dari persentase tersebut terdapat 60% penyumbangnya berasal dari air limbah domestik yang tidak diolah. Maka kita harus cepat bergerak untuk menyadari dan berubah agar sanitasi yang berada di sekitar kita memang dalam keadaan baik. Oleh karena itu, yuk Cek List Apakah Sanitasi sudah Aman di Tempat kita atau tidak, melalui ulasan berikut ini:
Atas hal itu, saya pun ingin membagikan rangkuman kegiatan tersebut, sebab urusan sanitasi boleh dikatakan tidak bisa dianggap enteng. Sanitasi memiliki pengaruh yang kuat pada kualitas hidup kita. Bila masih belum/tidak atau kurang aman, maka permasalahan kesehatan misalnya terkena penyakit diare, kolera bahkan stunting tidak dapat dielakkan.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2017 disampaikan oleh USAID IUWASH PLUS (USAID Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan Untuk Semua) bahwa sudah 75% sungai di Indonesia tercemar. Dari persentase tersebut terdapat 60% penyumbangnya berasal dari air limbah domestik yang tidak diolah. Maka kita harus cepat bergerak untuk menyadari dan berubah agar sanitasi yang berada di sekitar kita memang dalam keadaan baik. Oleh karena itu, yuk Cek List Apakah Sanitasi sudah Aman di Tempat kita atau tidak, melalui ulasan berikut ini:
Pertama, Sudahkah Memiliki Tangki Septik?
Tangki Septik atau dalam bahasa inggrisnya adalah Septic Tank, memiliki pengertian
sebagaimana mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu tangki tempat
penampungan kotoran manusia (tinja).
Tangki septik yang aman menurut Bapak DR. Subekti SE., MM Direktur
Utama PD PAL JAYA atau yang akrab disapa Bapak Bekti, adalah berupa bak bersekat-sekat
yang terdiri dari beberapa ruang, ada ventilasi, dan dibuat
dengan bahan tahan (kedap) air sehingga air dari limbah domestik dalam tangki
septik tidak bisa meresap ke dalam tanah.
Kedua, Berapakah Jarak Tangki Septik dengan Air Sumur?
Air Sumur yang dimaksud di sini adalah mata air yang akan
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya untuk mandi, konsumsi, dan
sebagainya. Oleh karena itu perlu untuk kita ketahui jarak antara tangki septik
dengan air sumur agar air yang kita konsumsi tidak tercemar.
Pernah saya mendengar dan mungkin ini turun temurun ya, bahwa
jarak aman tangki septik dengan air sumur adalah minimal 10 meter. Hal ini pun diterangkan
oleh Bapak Bekti, bahwa bakteri E-coli (Eschericia
Coli) memiliki masa hidup sekitar 3 hari. Lalu kecepatan air mengalir di
dalam tanah sekitar 3 meter per hari. Maka hitungan jarak antara aliran air
dikali masa hidup bakteri e-coli yaitu 3 x 3 = 9 meter. Kemudian digenapkan
menjadi 10 meter sebagai jarak aman, agar tidak meresap ke dalam air tanah.
Namun, bilamana jarak tersebut kurang dicapai dikarenakan
lokasi tempat tinggal yang tidak memungkinkan karena padatnya rumah penduduk,
dan keterbatasan lahan maka bisa dengan membangun IPAL Mandiri maupun IPAL Komunal yang dapat menampung untuk 100 jiwa lebih, sehingga limbah domestik dapat diolah dengan benar tanpa adanya lagi pembuangan ke kali atau sungai. IPAL Komunal ini dapat kita lihat sebagaimana yang dilakukan di Rt 008/10 Kelurahan Tebet Timur Jakarta Selatan.
Ketiga, Apakah Tahu Dimana Limbah Domestik Tersebut Berakhir?
Bila ada pertanyaan dimanakah limbah domestik kita akan
berakhir, maka kemungkinan akan menjawab dibuang ke kali, ke sungai, ke laut,
dan sebagainya. Namun pernahkah disadari bahwa seharusnya limbah domestik
tersebut diolah?
Ya, aliran limbah domestik dari tangki septik kita seharusnya
berakhir di pabrik pengolahan limbah domestik yang bernama IPLT (Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja). Di Jakarta pabrik pengolahan limbah domestik ini terdapat
di Pulo Gebang dan Duri Kosambi yang melayani 150 hingga 200 truk per hari.
Petugas PD PAL JAYA saat melakukan sedot limbah domestik (pembersihan tangki septik) - kolase foto dok.fennibungsu |
Keempat, Sudahkah Minimal 3 Tahun Sekali Tangki Septik Dikuras?
Tangki Septik perlu dilakukan pembersihan agar tetap kedap di
dalamnya, serta air di dalam tangki tersebut tidak merembes ke luar. Maka dari
itu pembersihan dilakukan minimal 3 tahun sekali. Bila ternyata ada yang tiap 2
tahun sekali dibersihkan pun tidak masalah, yang penting dalam melakukan pembersihan
tangki septik harus diketahui standar tekniknya yaitu:
Yuk, Cek List Apakah Sanitasi Sudah Aman di Tempatmu?
Hunian yang nyaman bukan saja karena di dalam rumah itu
bersih dan apik, melainkan tersedianya toilet dilengkapi tangki septik, dan
memahami kemana berakhirnya limbah domestik tersebut. Sebab siapa sangka
urusan sanitasi ternyata berpengaruh pada kulitas hidup kita. Oleh karena itu
sosialisasi sanitasi aman terus dilakukan, kesadaran dari masyarakat
mengenai pentingnya memiliki tangki septik, tidak BABS (Buang Air Besar Sembarangan), dan mengetahui tentang sanitasi ini pun
harus kita rangkul, seperti yang disampaikan oleh perwakilan warga RW 010 Kelurahan
Tebet Timur, Jakarta Selatan berikut ini.
Jadi tepatlah bila dikatakan bahwa Sanitasi Aman berkaitan erat dengan kebersihan dan kesehatan kita. Oleh karena itu pastikan penampungan air limbah domestik di
tangki septik yang aman sesuai dengan standar SNI serta penyedotan lumpur tinja sampai ke
unit pengolahan (IPLT). Dengan keamanan pada sistem sanitasi ini, sekaligus
kita menjaga kesehatan tidak hanya bagi diri sendiri melainkan untuk anggota
keluarga di rumah dan lingkungan sekitar kita. Maka dari itu, yuk pastikan bahwa
sanitasi di lingkungan sudah aman, dan bisa ke artikel berikut untuk mengetahui lebih lanjut cara atasi rumah agar tidak panas.
13 komentar
huhhu ku harus melakukan check list nih, pakah udah tersandardisasi sanitasi di rumahku. Nampaknya belum aman karena pembuangan langsung ek kali kayaknya
Kami di kampung ini semua toilet membuangnya ke sungai. Karena emang ga ada pilihan. Jadi jangankan dibersihkan. Petugasnya saja juga tidak ada hehehe
semoga kita semua dilindungi dengan sanitasi yang aman ya Mba