Jadikan Hari Penglihatan Sedunia & Hari Obesitas Sedunia Sebagai Pengingat Kita (Kesehatan) – Antara mata dan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh kita memiliki keterkaitan satu sama lain. Sebab mata sebagai indera penglihatan membutuhkan zat gizi penting, dengan tetap memerhatikan nutrisinya. Lalu mengapa keduanya bisa ada kaitannya, padahal yang satu mengenai alat indera dan yang satu mengenai makanan yang kita konsumsi? Inilah ulasan selengkapnya.
Dalam rangka peringatan Hari Penglihatan Sedunia 2019 yang disatukan hari peringatannya dengan Hari Obesitas Sedunia 2019, disampaikan oleh Ibu dr. Cut Putri Arianie, M. H. Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular pada saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Temu Blogger Kesehatan Hari Penglihatan Sedunia 2019, bahwa penting sekali untuk disosialisasikan dan mengingatkan kepada masyarakat bahwa kedua hal ini sangat mungkin dicegah, jangan menunggu ketika sudah menderita, harus ada pencegahan.
Ibu dr. Cut Putri Arianie, M. H. Kes |
Pencegahan yang dimaksud di atas memang harus kita lakukan sesegera mungkin, karena data yang saya dapatkan dari acara tersebut, tingkat hidup orang Indonesia se-Asia Tenggara berada di nomor 6 (berada di bawah Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Vietnam). Ini menunjukkan bahwa ada pengaruhnya dengan produktifitas, karena bila kita produktif tentunya masalah seperti gangguan penglihatan dan obesitas dapat diatasi. Di sinilah perlunya peningkatan produktifitas diri dengan melakukan upaya pencegahan.
(Ki-ka) : dr. Edduwar Idul Riyadi, Sp.KJ (moderator) - dr. M. Siddik, SpM - Yudhi Adrianto, S.GzRD |
Produktifitas dengan Penglihatan
Mata sebagai indera penglihatan, dapat saya katakan paling sering aktivitasnya. Sebab, apa yang pertama kali dipandang dan diketahui, biasanya melalui mata. Maka dari itu, produktifitas akan terganggu bila mata mengalami gangguan penglihatan.
Sebagaimana disampaikan oleh Bapak dr M. Siddik, SpM dari Perdami (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia), bahwa 80% informasi berasal dari penglihatan, dan mengenai masalah mata terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan.
Gangguan penglihatan yang dimaksud dapat diketahui dengan melakukan kegiatan percobaan tes penglihatan dengan jarak sekitar 6 meter atau 12 langkah. Cara sederhana ini dapat kita lakukan di rumah, sehingga bila mulai terasa ada gangguan penglihatan bisa langsung berkonsultasi dengan dokter spesialis mata untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Namun bila ternyata mata kita tidak ada masalah, maka jangan lupa untuk melakukan pencegahan sedini mungkin misalnya berkedip saat berhadapan dengan gadget, hindari paparan UV-B, hindari pula rokok dan alkohol.
Produktifitas dan Obesitas
Buat kamu yang hobi makan atau mungkin kalau lihat makanan langsung saja disantap tapi kurang banyak gerak, hati-hati dapat menyebabkan penumpukan lemak berlebih, sehingga memungkinkan akan menghambat produktifitas. Hal tersebutlah menjadikan kamu obesitas karena pola makan yang tidak baik dan kurangnya aktivitas fisik. Selain dari itu obesitas juga dapat dipengaruhi dari lingkungan, ketidakseimbangan hormon, psikologis, penggunaan obat-obat tertentu, dan genetik.
“Obesitas tidak menular tetapi perilaku suka makanlah yang menular,” ujar Bapak Yudhi Adrianto, S.GzRD dari Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia).
sumber; Kit Informasi Obesitas Kemenkes |
Dari keterangan Bapak Yudhi Adrianto, kita bisa memahami bahwa obesitas tidak menular. Hanya saja sih memang kalau melihat teman ada yang sedang makan enak atau melihat iklan promosi makanan, pasti kan bawaannya menular alias mau beli dan makan sepuasnya. Maka dari itu kita bisa melakukan pencegahan agar tidak mengalami obesitas, yaitu dengan cara mudah melalui pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT), dan mengukur lingkar perut.
[Baca Juga:
[Baca Juga:
Komplikasi pada penderita obesitas dari yang akut (sesak dan kelainan tulang), jangka pendek (gangguan fungsi hati hingga timbulnya risiko penyakit jantung), dan jangka panjang (penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus). Obesitas dapat menghambat kinerja karena tidak dapat leluasa bergerak, serta dapat pula menurunkan tingkat kepercayaan diri karena memiliki tubuh yang tidak ideal. Oleh karenanya bila obesitas sudah menghampiri, perlu segera mengatur pola makan melalui diet rendah energi dengan 500-1000 Kkal, yaitu:
- Kurangi konsumsi karbohidrat komplek, seperti nasiu, roti, kentang, dan sereal.
- Kurangi konsumsi lemak, mengolah makanan dengan di goring, menggunakan santan kental.
- Makan dengan pola “Piring T”.
- Utamakan konsumsi protein rendah lemak.
- Tingkatkan konsumsi sayur yang diolah dengan cara di rebus/ di tumis.
- Konsumsi buah utuh sebagai selingan.
- Banyak minum air putih.
Dengan peringatan Hari Penglihatan Sedunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober, sedangkan Hari Obesitas Sedunia pada tanggal 11 Oktober, menjadi sebuah penyadaran untuk kita bahwa perlunya memerhatikan kandungan dan nutrisi yang ada dalam makanan kita. Misalnya mengonsumsi buah-buahan berwarna jingga untuk kesehatan mata, pengaturan pola makan yang tepat, dan kebiasaan gaya hidup yang sehat agar tubuh dan penglihatan tetap terjaga.
22 komentar
Trus mata berkedip pas main HP trnyata bgs juga ya kak. Tks infonya
Dan aku baru tahu, ternyata suka makan itu menular :D pantesan aku klo makan bareng2 itu nafsu makannya lebih besar daripada sendirian.. Hehe..
Pentingnya menjaga kesehatan mata agar tetap produktif yaaa kak :)
waahh ternyata makanan tumis juga bagus ya kirain malah gak bagus krna minyak2an kan :D