Di episode kedua ini mengenai kisah pemuda bernama Sobat. Dan seperti biasa dimanapun manusia berada tetap ada dia, Makhluk yang diciptakan dari api, dimana ia saat itu tampak kesal. Matanya merah padam, karena baru saja dikelabui oleh bani adam, yaitu Si Kawan {baca juga : Kisah Kawan dan Sobat (#1)}. Setan pun berkelana di jalan raya sambil melihat-lihat, mungkin saja ada manusia yang lupa akan sesuatu.
***
Sesuatu itu tampak cemas
"Kemana aku harus mencari? Si Kawan, tidak mau aku numpang inap di rumahnya. Lantas aku harus tinggal dimana? Harus brave ini," Setan masih saja melihat-lihat setiap peluang yang ada. Dan pandangannya menangkap seorang remaja yang baru saja berbelanja di kedai milik Pak Sohib.
"Itu dia!" pekik Setan kencang. "Dia sepertinya membeli makanan." Ia memegang perutnya. "Aku sangat lapar."
Setan mengikuti seorang manusia yang mengenakan seragam putih biru. Bani adam yang bernama Sobat itu sedang membuka pintu pagar. Lalu menuju teras rumah untuk duduk sejenak.
Usai melepaskan sepatu dan kaus kaki, Sobat meletakkan perlengkapan sekolahnya itu di rak yang berada di sudut teras rumahnya. Ia rogoh saku di celananya, mengambil kunci. Terbuka.
Setan mengikuti Sobat yang lupa mengucap salam masuk ke dalam rumah.
"Yes. Saya aman!" ujar Setan dengan senangnya. "Akhirnya, hari ini saya punya tempat menginap."
Sobat meletakkan bungkusan makanan itu di atas meja ruang tamu. Kemudian berganti pakaian di kamar. Usai itu, remaja itu menuju meja makan, karena perutnya terasa lapar.
Setan yang menunggu di kursi tamu, kembali membuntuti Sobat. Remaja itu mengambil alat makan. Lalu meletakkan bungkusan yang berisi makanan lengkap dengan lauk pauk yang dibelinya di kedai Pak Sohib. Setan berharap agar Sobat lupa membaca doa sebelum makan.
[Baca Juga: Ada Cerita di BINetifest dan di Grand Mercure (Habis)]
[Baca Juga: Ada Cerita di BINetifest dan di Grand Mercure (Habis)]
Sejenak bani adam itu merasa aneh. Namun, ia tersenyum sejenak. "Sebelah aku sepertinya ada sesuatu yang aneh."
Setan berusaha untuk tetap tenang. Ia tak menanggapi perkataan Sobat. Ia amat berharap tidak ada yang sia-sia hari ini.
"Enak aja, mau numpang makan." Ucap Sobat. Ia belum jadi menikmati makanannya.
"Mudah-mudahan sih begitu, eh... " harap Setan.
"Carinya gratisan! Kau nggak mikir yah, aku ini anak yatim piatu. Bukannya membantu dengan menyantuni. Ini malah nyusahin."
"Namanya kan juga usaha." Setan membela diri.
[Baca Juga: Cerita Belum Kelar]
"Kalau mau usaha lihat-lihat dong!"
Setan terkejut karena Sobat membentaknya.
"Ini anak, ada bapak-ibunya atau nggak!"
"Us-usaha kan nggak-nggak li-lihat seperti apa sta-tusnya, Sobat."
"Pergi sana!" Sobat langsung membaca ayat kursi dan membaca doa kembali untuk makan. Sedangkan setan telah kabur menjauh.
40 komentar
Makanya jangan lupa berdoa kalau mau apa2 ya Bu, katanya...
klu lapar dan buru buru lupa baca doa
tapi untung selalu ingat dan langsung baca
belajar pentingnya berdoa sebelum melakukan sesuatu