Ada Psikiater dan Psikolog di Aplikasi Halodoc (Kesehatan) – Perkembangan startup terutama di bidang kesehatan, dapat dikatakan mendapat apresiasi positif dari masyarakat.
Adanya kemudahan pencarian informasi yang valid dan terpercaya dari pakar kesehatan langsung serta kemudahan hanya dengan satu genggaman saja yaitu melalui ponsel dengan cukup mengunduh aplikasinya saja misalnya, menjadi daya tarik tersendiri.
Sekilas tentang Halodoc
Oleh karena itu wajar saja bila inovasi terus ditingkatkan demi kenyamanan pengguna, seperti yang dihadirkan dari startup kesehatan dengan lambang stetoskop ini yaitu Halodoc.
Startup kesehatan ini diluncurkan pada tahun 2016 oleh Jonathan Sudharta selaku Chief Executive Officer, tersedia dalam bentuk aplikasi yang dapat diunduh baik melalui Play Store maupun Apple Store.
Dr. Eva Suryani dan Mbak Felicia Kawilarang - Dok. Fenni Bungsu |
Gathering Halodoc - Kenali Kesehatan Mental
Tepat di tanggal 29 Agustus 2018 lalu, Halodoc mengadakan gathering with Media and Blogger dengan tajuk, Kenali Kesehatan Mental Sejak Awal, Dapat Menekan Laju Depresi.
Acara yang dihadiri dari berbagai media dan komunitas MBC (Mom Blogger Community) ini bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak canggung lagi bila ingin berkonsultasi mengenai stres yang sedang atau mungkin dihadapi akibat rutinitas harian.
Apa itu sehat jiwa? - Dok. Slide Presentasi Halodoc |
Dalam sambutannya, Felicia Kawilarang selaku Tim Marketing Halodoc, menyampaikan bahwa di dalam aplikasi Halodoc telah tersedia Psikiater dan Psikolog guna membantu kesehatan mental. Ini didasarkan data dari WHO bahwa 1 dari 7 orang di dunia ini mengalami gangguan kesehatan mental, dikarenakan masih tabunya mengenai masalah ini.
Penggolongan depresi - Dok. Slide Presentasi Halodoc |
“Setiap orang bisa mengalami stres atau tekanan. Di lain hal banyak penderita yang tidak menyadari gejala awal stres yang dapat berpotensi memicu depresi," papar Dr. Eva Suryani, Sp, KJ, Kepala Divisi Edukasi dan Training Asosiasi Psikiatri Indonesia Wilayah DKI Jakarta."Contoh depresi seperti putus pacar, si anak yang tidak dapat menghadiri pemakaman ketika orangtuanya meninggal dunia, atau orangtua yang terlalu otoriter terhadap pola asuh anaknya," sambungnya.
Terapi Farmakologi untuk atasi depresi - Dok. Slide Presentasi Halodoc |
Kalau Anda merasakan gejala seperti perasaan murung/sedih, kehilangan minat/kesenangan, sulit konsentrasi, kepercayaan diri berkurang, memandang masa depan suram, tidur terganggu ataupun pada selera makan yang tidak enak, muncul hal-hal yang ternyata membahayakan diri, maka dapat dikatakan bahwa Anda depresi.
Pengobatan depresi dengan Terapi Kejang Listrik - Dok. Slide Presentasi Halodoc |
Di Halodoc Sudah Tersedia Psikiater dan Psikolog
Untuk mengatasi dan mengobati depresi bisa dengan Terapi Farmakologi, Terapi Kejang Listrik (ECT), dan Terapi Psikologik. Hanya saja terdapat tantangan dalam mengatasi gangguan mental ini dimana kurangnya jumlah psikiater di Indonesia dan hal itu pun tidak merata. Karena rata-rata 70% psikiater berada di pulau Jawa.
Oh iya sebagai informasi juga nih, psikolog dan psikiater itu berbeda lho. Psikolog tidak bisa memberikan terapi obat. Sedangkan Psikiater adalah sebaliknya, karena dasarnya sebagai dokter. Sehingga kolaborasi diantara keduanya diperlukan guna membantu penyembuhan pasiennya.
Di Halodoc terdapat psikiater dan psikolog yang totalnya berjumlah 10 orang, yang akan hadir setiap hari sesuai dengan jadwal yang tertera di fitur "Kontak Dokter" aplikasi Halodoc.
Jadi masyarakat yang malu atau takut ketahuan orang lain karena bertemu psikiater/psikolog, di Halodoc bisa nih melalui chat, telepon, ataupun video call, sehingga menjamin kerahasiaan, dan pastinya kan nggak perlu malu lagi untuk mencurahkan kegelisahan yang menyebabkan depresi.
Suasana gathering Halodoc with Blogger & Media - Dok. Fenni Bungsu |
Nah bisa disimpulkan nih, bahwa adanya saling dengar mendengarkan itu penting, terutama di lingkungan keluarga maupun pertemanan. Ketika ada yang ingin bercerita, maka dengarkanlah hingga tuntas.
Jangan patahkan atau potong pembicaraan saat sedang menuturkan kisah. Lalu berikan solusi atau jalan keluar yang baik, bukan dengan menghakimi atau menambah bumbu yang mungkin saja menambah kecemasan. Dengan begitu, kita sebagai pendengar dapat membantunya untuk lepas dari stres.
22 komentar