Fenni Bungsu (Buku) - Talk Show Peluncuran Buku Gia The Diary of a little Angle. Cerita yang diangkat dari kisah nyata, akan membawa sentuhan yang tak terkira, sebab rasa didalamnya mengalir dan terbentuk alur dengan sendirinya. Hal itulah yang digarap dalam novel berjudul Gia, The Diary of a Little Angel.
Kisah nyata dalam novel bercover merah jambu tersebut, mengangkat perjuangan hidup tokoh utama yaitu Nazila Apregia Reigane atau yang kerap disapa De Gia dalam menghadapi penyakit Acute Myeloid Leukimia (AML).
[Baca Juga: Resensi Buku Tiga Macan Safari]
[Baca Juga: Peluncuran Buku 3 Macan Safari]
Buku terbitan Bhuana Sastra ini, terdiri dari 140 halaman. Banyak pesan mendalam yang disampaikan melalui novel yang bercover warna merah jambu ini. Keceriaan, kepolosan anak-anak, bercampur dengan keberanian saat berjuang melawan penyakit AML atau Acute Myeloid Leukemia.
[Baca Juga: Resensi Buku Tiga Macan Safari]
Gramedia Matraman, menjadi lokasi peluncuran novel yang ditulis Mbak Irma Irawati dan diterbitkan oleh Bhuana Sastra. Saya yang berkesempatan untuk hadir dalam acara dengan konsep Talk Show tersebut, menghadirkan tidak hanya penulisnya saja, tetapi juga narasumber langsung yang berkaitan dengan sosok De Gia yaitu Bapak Fadlil Yani Ainusyamsi (ayah De Gia), dan Ibu Chusna Arifah (ibu De Gia).
"Penulisan ini sempat mandek, tapi ternyata dalam sebulan, bisa dirampungkan," ujar Mbak Irma pada kesempatan tersebut.
Melalui tangan penulis yang pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam ini, Mbak Irma memberikan informasi kepada kita bahwa dari malaikat kecil bernama De Gia, kita bisa banyak belajar beberapa diantaranya adalah mendoakan orang terdekat, berbagi dengan sesama dan jangan melupakan ibadah. Hal tersebut tak lepas dari didikan kedua orangtua De Gia, yang membiasakan agar tidak tidur usai salat Subuh, merapikan tempat tidur sendiri dan kedisiplinan lainnya.
"De Gia memiliki kualitas spiritual yang tinggi," tambah Mbak Irma.
[Baca Juga: Peluncuran Buku 3 Macan Safari]
Sekilas Tentang Buku:
Gia The Diary of a little Angle
Aku tak ingin sakit. Aku benci sakit seperti aku membenci matematika. Tapi kenapa begitu sulit menghindar dari sakit seperti sulitnya pelajaran matematika yang ingin ku akrabi. Padahal aku sudah bilang I Love U matematika, seperti kata Mamah Biar matematika terasa gampang, maka aku harus menyukainya terlebih dahulu. Nah kalau penyakit? Apa aku harus bilang I Love U sakit? ~ hlm 44
Buku terbitan Bhuana Sastra ini, terdiri dari 140 halaman. Banyak pesan mendalam yang disampaikan melalui novel yang bercover warna merah jambu ini. Keceriaan, kepolosan anak-anak, bercampur dengan keberanian saat berjuang melawan penyakit AML atau Acute Myeloid Leukemia.
Dalam buku ini terdapat pula tulisan tangan De Gia, dan juga kesan - kesan dari mereka yang mengenal De Gia, salah satunya dari personil Wali Band.
Penyakit AML terbilang langka untuk diderita oleh usia anak. De Gia tak putus asa, tetap bersemangat, dan mirisnya ia mampu menutupi sakitnya derita yang dialaminya. Ceria dan menolong orang-orang terdekat tetap dilakukan oleh dia, malaikat kecil yang kerap disapa De Gia itu.
Saat kami berdua bersama istri menengok De Gia putri Ang Icep (nama panggilan Ustadz Fadlil Yani Ainusyamsi, saat mondok di Darussalam), di rumah sakit, tak tergambarkan sedikitpun wajah kesakitan, padahal waktu itu De Gia baru diambil darahnya. Kami berdua datang, dia tetap ceria dan tersenyum bahagia. Ketabahan yang tiada tara terpancar dari kedalaman hatinya, dalam memaknai rasa sakit yang dianggap sekadar ujian semata. De Gia, kami saying akan engkau, Ananda. ~ Faank WALI, Alumni Darussalam.
Aku baru lihat instagramnya kemarin, jadi nyambung sm isi bukunya, terbayang sosoknya yg lembut hati sm orang lain ya
BalasHapusHe em, baik banget yah. Walau sakit masih terpikirkan untuk menolong orang
HapusAnak kecil itu suka diluar perkiraan orang dewasa ya. Kadang lebih kuat juga menghadapi apa yang terjadi pada dirinya ya
BalasHapusJadi trenyuh bahkan hanya dengan membaca beberapa kutipan dari cerita.
BalasHapusJadi pengen baca dan jadi penasaran tokoh bocah yang kuat di cerita tersebut.
Baca lengkap di bukunya, Mbak. Sudah tersedia di toko buku, dan royalti buku akan disumbangkan ke pesantren tempat De Gia menempuh pendidikan
HapusAnak kecil itu malah pinter ya memyembunyikan penderitaan dirinya.
BalasHapusIya, nggak menyangka aja.
HapusDe Gia malah memberi semangat buat kita kita yang sudah dewasa.
BalasHapusHe em, Inspiratif banget memang
HapusSemoga buku Gia laris manis di pasaran dan makin banyak orang terinspirasi
BalasHapusAamiin, insyaAllah
HapusWah.. sungguh cerita yang penuh makna. Semoga kita bisa belajar dari DeGia. Semua bituh d perjuangan termasuk hidup dan sehat. Perjuangan yerus berlanjut
BalasHapusAamiin, yess #SemangatCiee
HapusJustru anak kecil yang sakit yang memberi pelajaran ke org dewasa ya mbak.
BalasHapusPenasaran pengen baca bukunya, ntr coba cari ah di gramedia depok.
He em, Mbak.
HapusSiip.. Sudah tersedia di toko buku kok
Jadi pengen baca ceritanya.
BalasHapusAnak kecil kadang sering diluar perkiraan orang dewasa ya mbak. pintar menyembunyikan sakitnya. jadi trenyuh
www.diahestika.com
Bener, Mbak.
HapusBagus bukunya, banyak inspirasi yang tersirat
hiks berarti De Gia sudah ikhlas apa pun yg terjadi ya, tulus menerima sakitnya, jadi kaya gak ada kesakitan. Luar biasa...
BalasHapusIya, De Gia ikhlas menerima penyakitnya, bahkan sampai bisa menyembunyikan rasa sakitnya itu.
HapusPerjuangan dan ketulusan De Gia menghadapi penyakitnya itu luar biasa. Aku jadi malu kalau gampang mengeluh sedangkan Gia di kala sakit masih bisa tersenyum dan membantu orang lain.
BalasHapusSama Mbak Helena, saya pun demikian.
HapusJadi dapet inspirasi yah dari kisah De Gia ini.