Yuk Generasi Milenial Kita Jadikan Koperasi Semakin Lebih Baik (FenniBungsu) - Koperasi? Hayo.. siapa yang
nggak kenal sama koperasi. Kamu ikut menjadi anggota koperasi
nggak? Hmm, ada yang tahu nggak siapa Bapak Koperasi
Indonesia? Nah sebelum jawab pertanyaan tersebut, simak dulu nih seluk beluk koperasi.
Pengertian Koperasi
Koperasi bila dalam bahasa Inggris menggunakan kata cooperative. Namun untuk pengertian koperasi di sini mengacu pada KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia), koperasi adalah perserikatan yang bertujuan memenuhi
keperluan para anggotanya dengan cara menjual barang keperluan sehari – hari
dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung). Pengertian lain koperasi,
tertuang pula pada Undang – undang RI No. 25 Tahun 1992, pasal 1 tentang
Perkoperasian, bahwa pengertian koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
Sedangkan menurut Wakil Presiden
pertama RI, Bung Hatta, Koperasi
adalah anasir pendidikan yang baik untuk memperkuat ekonomi dan moril, karena
koperasi berdasar atas dua sendi, yang satu sama lain saling memperkuat. Sendi
yang satu itu ialah solidarita, setia kawan, dan individualita, keinsyafan akan harga diri.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa koperasi merupakan badan
usaha yang mengusung rasa solidaritas, berasaskan kekeluargaan dengan tujuan kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur.
Dikutip dari laman Biografipedia.com, pada tanggal 17 Juli
1953 Mohammad Hatta diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres
Koperasi Indonesia di Bandung. Beliau memberikan ceramah dan aktif menulis buku
pad bidang ekonomi dan koperasi. Salah satu pemikirannya tertuang dalam
karyanya yaitu Membangun Koperasi dan
Koperasi Membangun (1971).
Bagaimana Pandangan tentang Koperasi?
Koperasi yang
diperingati setiap tanggal 12 Juli di Indonesia, memiliki fungsi yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat, sebagaiman yang tertuang pada Undang- undang
No.25 tahun 1992 pasal 4, yaitu :
- Mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat,
- Memperkokoh perekonomian rakyat,
- Berupaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia,
- Mengembangkan perekonomian nasional,
- Mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi pelajar bangsa.
Dari hal di atas, dapat
diketahui bahwa Koperasi memiliki andil besar
untuk meningkatkan perekonomian dan menunjang kehidupan masyarakat. Namun seiring
berjalannya waktu hingga sekarang, image (pencitraan) koperasi menjadi kurang
atau bahkan kurang menarik. Generasi muda saat ini yang disebut dengan Generasi
Milenial ataupun Kids Jaman Now yang dekat dengan gadget dan teknologi, kurang begitu
meminati koperasi.
Apakah yang harus
dilakukan agar manfaat Koperasi bisa dirasakan semua pihak? Haruskah melakukan
perubahan? Yuk simak ulasan Generasi Milenial Kita Jadikan Koperasi Semakin Lebih Baik, selanjutnya!
Rebranding Koperasi, Mungkinkah?
Sudah paham tentang koperasi dong? Kebetulan nih saya berkesempatan untuk meliput kegiatan mengenai koperasi. Acara
yang berlangsung di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM)
pada tanggal 27 Oktober 2017, mengusung tema "Pemuda dan Rebranding
Koperasi di Era Millenial". Di sini, menghadirkan tidak hanya rekan- rekan
dari koperasi, tapi juga blogger, rekan media dan narasumber yang andal di bidangnya, yaitu
:
- Deputi Bidang Kelembagaan
Kementerian Koperasi dan UKM, Ir. Meliadi Sembiring, M.Sc
- Ketua Umum Koperasi Pemuda
Indonesia (KOPINDO), Pendi Yusuf M. Efendi
- Sesdep
Kelembagaan, Bagio Sudarsono
- Praktisi Koperasi, Suroto
Koperasi kerap dianggap atau
memiliki pencitraan dari banyak orang sebagai tempat untuk meminjam uang, untuk amal, style-nya tidak
kekinian, dan lain - lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa koperasi memiliki
branding yang tidak menarik minat masyarakat. Perubahan atau rebranding koperasi rasanya perlu dilakukan.
"Oleh karena itu, jika ingin rebranding Koperasi harus mampu mereposisi ulang bahwa koperasi itu merupakan alat untuk menciptakan keadilan," ungkap Suroto HC, Praktisi Koperasi. “Alat untuk mengentaskan kemiskinan, mengurangi angka pengangguran, dan juga sarana mewujudkan masyarakat adil dan makmur,” paparnya.
Diterangkan
pula oleh Suroto,
bahwa lahirnya
koperasi untuk mereposisi kekuatan ekonomi kapitalis. Itulah sebabnya, Koperasi
berbeda dengan Perseroan Terbatas, dimana koperasi mengejar kesejahteraan bagi
seluruh anggota dan masyarakat sekitar, bukan mencari keuntungan untuk pemodal.
“Yang bisa menjawab tantangan kebangsaan adalah koperasi, karena koperasi memiliki nilai kebersamaan dan keadilan untuk mengejar kesejahteraan anggota,” ungkapnya.
Deputi Bidang Kelembagaan
Kementerian Koperasi dan UKM, Ir. Meliadi Sembiring, M.Sc pun menyampaikan dalam
pembukaan acara ini, bahwa generasi milenial
memiliki peran yang sangat besar dalam
melestarikan dan
mengembangkan koperasi.
Memang, ada hal – hal yang kurang baik mengenai koperasi misalnya mengenai pinjaman atau rentenir. Namun sebenarnya di Indonesia banyak koperasi yang sudah maju dengan sistem modern, berbasis IT, dan tentunya bermodal besar.
Memang, ada hal – hal yang kurang baik mengenai koperasi misalnya mengenai pinjaman atau rentenir. Namun sebenarnya di Indonesia banyak koperasi yang sudah maju dengan sistem modern, berbasis IT, dan tentunya bermodal besar.
“Generasi milenial yang akan memiliki koperasi di masa depan. Kalau generasi milenial cuek dan tidak peduli, maka koperasi Indonesia di kedepannya akan suram,” ujar Meliadi. “Nilai yang ada di koperasi harus disesuaikan dengan perilaku generasi milenial yang ada di Indonesia,” tambahnya.
Oleh karena itu, Sesdep
Kelembagaan, Bagio Sudarsono memaparkan dalam presentasinya, bahwa Rebranding Koperasi perlu dilakukan di semua
sisi baik di dalam pengurusan koperasi (faktor internal) maupun faktor
eksternal. Harapannya agar koperasi lebih menarik minat, khususnya untuk para
pemuda saat ini.
“Untuk melakukan rebranding koperasi di kalangan generasi milenial harus mampu me-manage media sosial secara efektif, terarah, dan terukur,” kata Pendi Yusuf M. Efendi, Ketua Umum Koperasi Pemuda Indonesia (KOPINDO).
Pendi mengutarakan
bahwa generasi milenial sekarang ini
pemikirannya masih feodal dan kolonial, dengan gaya bisnis konvensional. Jadi, harus pandai
menentukan arah dan strategi supaya Rebranding Koperasi sukses tertanam di
kalangan generasi milenial, misalnya melalui pemanfaatan media sosial den cara
memviralkan secara efektif mengenai koperasi.
Dalam
presentasinya, Suroto pun menyampaikan bahwa koperasi di dunia bukan
hanya menjadi alternatif, tapi menjadi alternatif bagi dunia yang lebih baik (co-operative enterprises build better world). Ide dasar koperasi adalah untuk lepas dari pembodohan,
pemerasan, dominasi, persaingan bebas. Sebagai
konsep alternatif ditengah persaingan ideologi besar semacam kapitalisme
vs sosialisme
–marxisme.
“Saya mengajak generasi milenial untuk mereposisi koperasi sebagai sebuah sistem ekonomi masa depan dan modern,” pungkasnya.Dari pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa generasi muda saat ini bisa membantu rebranding koperasi. Mengapa? Karena pemuda atau generasi milenial adalah generasi yang akan meneruskan pembangunan bangsa. Nah sebagai generasi milenial, yuk sama – sama kita jadikan koperasi semakin lebih baik untuk memajukan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
27 komentar
Kadang saya merasa memang gitu, kok sekali nya buka Blog postingannya panjang kali lebar ...😁😁😂
Ikutan lagi aja Mba koperasi..lanjutkan, #SemangatCiee
Kindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com
Aamiin