Kupas Perjalanan Hidup Valentino Rossi
Kali ini saya ingin mengulas resensi buku biografi Valentino Rossi. Soalnya bisa juga menyempatkan nulis ulasan buku ini. Hemmm, padahal belinya kapan, bacanya kapan, eh mengulasnya kapan, heheh ^_^. Yah, tidak mengurangi rasa yang pernah ada, deh :-) , maka dengan ini saya publikasikan juga review buku The Autobiography of Valentino Rossi, What if I had Never Tried It. Selamat membaca dan juga lupa tinggalkan juga jejak cakep kamu di kolom komentar.
Identitas Buku Biografi Valentino Rossi
Judul asli: The Autobiography of Valentino Rossi, What if I had Never Tried ItJudul: Otobiografi Valentino Rossi, Andai Aku Tak Pernah Mencobanya
Penulis : Valentino Rossi
Penerjemah : Doni Suseno
Cetakan: ke-II
Tahun terbit: 2006
ISBN: 979-333-003-1
Penerbit : Ufuk Press
***
[Baca Juga: Resensi Buku Pembiayaan Mudharabah]
(Dok: pribadi)
Antara Valentino Rossi dan Motor Yamaha
Buku The Autobiography of Valentino Rossi ini mengenai perjalanan hidup sang juara dunia, Valentino Rossi. Dia yang menjuarai setiap kelas: 125cc, 250cc, 500cc dan MotoGP. Penceritaan dimulai saat Rossi kecil mengendarai minicross atau motor balap mini, dari situlah muncul keinginan kuat untuk balapan dan bersaing. Ia terus berjuang dengan tekadnya akan kendaraan roda dua itu, hingga mendapatkan gelar juara dunia dengan motor bernomor 46.
Perpindahan Rossi dari pabrikan Honda ke Yamaha yang saat itu sedang berada dalam kesulitan serius, ternyata membuahkan hasil maksimal. Tepat di tanggal 18 April 2004 sebagai hari bersejarah atas pertama kalinya Rossi memenangkan balapan pertamanya bersama Yamaha. Tak hanya dengan pabrikan berlogo garpu tala itu saja Rossi menjadi juara dunia, ia menjadikan Aprilia dan Honda sebagai jajaran motor terandal.
Kisah Valentino Rossi dan Orangtuanya
Dalam buku ini terdapat asal mula panggilan Rossifumi, pemakaian nomor 46 sebagai identitas Rossi, kisah Rossi bersama teman "satu gengnya", dan yang menarik menurut saya adalah pengalaman Rossi saat membalap Max Biaggi dan Sete Giberneau. Gaya bercerita yang khas seorang Rossi, membuat saya seakan-akan sedang berada dalam balapan tersebut, maka saya beri tiga bintang.
Waktu aku masih muda dulu, aku benar-benar menggandrungi motocross, tetapi Graziano tidak setuju. Dia bilang kalau motocross itu berbahaya, apalagi buat pembalap cepat, dan buang-buang waktu saja mempelajari itu kalau kamu sebenarnya ingin balapan di trek, karena trek motocross itu penuh lompatan, lubang, dan kanal, hal yang benar-benar tak kamu temui di trek balapan - Hal.241.
Ayah Rossi, Graziano Rossi, ternyata memberikan arahan yang luar biasa sehingga Rossi menjadi juara dunia dan cocok dengan gelar The Doctor. Selain itu, ada yang membuat saya takjub atas pernyataan legenda hidup Moto GP ini, Ibu akan datang menyaksikan balapan-balapan besar dan ibu akan selalu ada di saat aku meraih gelar juara dunia, tak peduli seberapa jauh jaraknya itu - Hal. 272.
Kira-kira waktu Rossi gak jadi juara dunia, ibundanya tetap ada gak ya? hehe.
Bahasa yang digunakan sangat ringan, mudah dicerna dan bersahabat. Tak hanya itu, dalam buku ini disajikan pula beberapa lampiran gambar yang dicetak berwarna, yaitu saat Rossi kecil mengendarai motocross, gambar bersama Michael Schumacher, Ronaldo, Mick Doohan dan perayaan ketika Rossi memenangkan balapan. Saya beri tiga bintang untuk hal itu.
Korbannya adalah kebenaran yang disamarkan - Hal. 296.
Kalimat tersebut kurang saya pahami maksud dan tujuannya.[Baca Juga: Resensi Buku Tiga Macan Safari]
Kesimpulan untuk Resensi Buku Otobiografi Valentino Rossi
Walaupun diuraikan secara gamblang atas kenakalan masa muda Rossi yang selalu balapan dan seorang yang hebat akan gelar juara dunia yang disandangnya, ternyata Ia merupakan sosok yang mendengarkan nasihat kedua orangtuanya. Jadi, saya beri applause untuk Valentino Rossi dengan buku otobiografinya ini yang layak untuk dibaca.
Yeah..secara keseluruhan buku The Autobiography of Valentino Rossi, What if I had Never Tried It ⭐⭐⭐⭐ untuk The Doctor. Jadi ingin tahu setelah Rossi absen gelar jadi juara dunia atau nanti pensiun kira-kira tulisannya seperti ya 😁. Semoga ada lagi nih nanti yak, tungguin, hehe.
15 komentar
Sebelum Rossi datang, dulu sukanya Max Biaggi. Tapi pas The Doctor datang, sampai sekarang masih suka dia.
Apalagi pas dia pindah dari Honda (Pas Jaya jayanya) dan memilih Yamaha. Udah itu berhasil juara dunia pula.
Angkat topi untuk VR 46 :)
Rossi emg jagoannya sih, branding nya udh kuat banget.
Eh tapi kalo buku yg ini belum baca, kayakny asik deh..